kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45902,16   3,41   0.38%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Produksi pulih, peternak susu berharap harga naik


Rabu, 15 Februari 2012 / 08:30 WIB
Produksi pulih, peternak susu berharap harga naik
ILUSTRASI. Russian servicemen celebrate their victory in the Safe Route competition at the International Army Games 2017 at the Andreyevsky military polygon outside Tyumen, Russia, August 6, 2017. REUTERS/Maxim Shemetov


Reporter: Handoyo | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Yogyakarta memang dikenal sebagai salah satu kota penghasil susu sapi segar di Indonesia. Di Kota Gudeg ini, sebanyak 1.700 peternak sapi perah menggantungkan hidup dari produksi susu. Namun, semenjak letusan Gunung Merapi November 2010 lalu, produktivitas susu sapi anjlok.

Danang Iskandar, Ketua Koperasi Susu Warga Mulya (KSWM) Yogyakarta mengatakan, saat ini produksi susu sapi di Yogyakarta masih belum normal. "Kita harap dalam waktu dekat kembali normal," katanya, Selasa (14/2).

Setelah produksi susu mulai berkurang, anggota aktif koperasi Warga Mulya juga ikut menyusut. Kalau semula anggota aktif sebanyak 500 orang, kini tinggal 400 orang.

Dari 400 anggota aktif itu, koperasi hanya mampu menghasilkan 4.000 liter susu segar per hari. Jumlah itu lebih rendah dibanding sebelum letusan yang mencapai 5.000 liter-6.000 liter per hari. "Saat erupsi, produksi anjlok hanya 1.000 liter per hari," katanya.

Selain Warga Mulya, ada dua koperasi penghasil susu sapi lain di Yogyakarta, yakni Koperasi UPP (KUPP) Kaliurang dan Koperasi Sarono Makmur (KSM) di Cangkringan. Dari tiga koperasi ini total pasokan susu yang dihasilkan hanya sebanyak 10.000 liter susu per hari, lebih rendah dibanding sebelum letusan Merapi yang mencapai 18.000 liter per hari.

Danang menambahkan, selain didera penurunan produksi, peternak sapi perah Yogyakarta juga terhimpit harga jual yang rendah. Saat ini harga susu segar antara Rp 3.400-Rp 3.450 per liter. Padahal menurutnya, harga susu segar di Jawa Barat dan Jawa Timur sudah naik sejak awal 2012 menjadi Rp 4.000 per liter.

Menurut Danang, rendahnya harga susu ini disebabkan terbatasnya Industri Pengolahan Susu (IPS) di Yogyakarta. "Hanya ada satu IPS, sehingga harga susu tidak kompetitif," katanya.

Untuk meningkatkan harga jual susu, saat ini Warga Mulya berusaha meningkatkan penjualan susu langsung ke konsumen. Koperasi berhasil menjual susu sapi segar 1.500 liter secara langsung per hari, naik 50% dibandingkan 2010 sebanyak 1.000 liter.

Teguh Boediyana, Ketua Dewan Persusuan Nasional (DPN) sepakat dengan Danang. Menurut Teguh, harga susu segar masih jauh di bawah harga ideal yang mencapai Rp 4.200 per liter. Harga yang rendah juga terjadi karena derasnya arus susu impor.

Di Indonesia, hampir 60% produk susu impor berasal dari Australia dan Selandia Baru. Data Asosiasi Industri Pengolahan Susu Nasional menyebutkan, produksi susu segar nasional di tahun lalu hanya mencukupi 25% total kebutuhan susu industri yang mencapai 3,5 juta ton. Itulah sebabnya, impor susu diperkirakan mencapai 2,6 juta ton atau 75% kebutuhan nasional.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×