kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Produksi Rumput Laut akan Ditingkatkan Jadi 7,6 Juta Ton


Jumat, 05 Maret 2010 / 08:45 WIB
Produksi Rumput Laut akan Ditingkatkan Jadi 7,6 Juta Ton


Reporter: Asnil Bambani Amri | Editor: Test Test

JAKARTA. Kawasan laut yang mendominasi wilayah Indonesia jelas masih menjadi peluang bagi para pebisnis untuk memanfaatkannya. Salah satunya adalah untuk meningkatkan produksi rumput laut dan mengembangkannya dalam industri yang terintegrasi dari hulu hingga hilir.

Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhamaad mengatakan, Indonesia memiliki potensi untuk meningkatkan produksi rumput laut menjadi 7,6 juta ton dari produksi sekarang yang hanya 2,6 juta ton per tahun sekarang ini. Caranya, dengan memanfaatkan sekitar 4,5 juta hektar laut di sekitar pulau-pulau yang hingga kini belum dikembangkan.

"Kita akan capai itu dalam waktu 5 tahun," kata Fadel kemarin (4/3).Untuk itu, Kementerian Kelautan menyediakan beberapa program pengembangan rumput laut.

Sementara ini yang daerah-daerah yang dibidik oleh Kementerian Kelautan untuk program tersebut adalah Sulawesi Utara dan sulawesi Tengah.

Pada tahun 2010 ini sudah terdapat 12 klaster pengembangan budidaya rumput laut di berbagai wilayah Indonesia, diantaranya di Sumenep, gorontalo, Pangkel (Sulawesi Sleatan), Dompu, Serang, Kepulauan Riau, Minahasa, Parigi Mountong, Polewalimandar dan Bau Bau. Kementerian Kelautan merencanakan untuk bisa mengembangkan 60 klaster.

Sebenarnya provinsi Bali juga cukup diandalkan untuk rumput laut ini. "Tetapi untuk Bali sudah full capacity," ujar Saymsudin, Sekretaris Dirjen Perikanan Budidaya, Kementerian Kelautan dan Perikanan menjelaskan.

Ketua Komisi Rumput Laut Indonesia Farid Ma'ruf menyebutkan, beberapa klaster sudah dipersiapkan untuk investor yang berminat. "Satu klaster itu 180 hektare dan mampu memproduksi 3 ton rumput laut menjadi ceragenan yang memiliki pasar ekspor," jelas Farid.

Ia bilang, saat ini pihaknya sedang melakukan kerjasama dengan Kementerian Perindustrian untuk mencarikan investor yang tertarik untuk membangun industri rumput laut yang terintegrasi.

Toh Farid melihat masih perlunya komitmen dari pemerintah daerah untuk pengembangan klaster rumput laut yang idealnya dilakukan pada kawasan hingga 4 mil. "Karena kawasan 4 mil laut dimana rumput laut itu tumbuh adalah kewenangan dari daerah," ujarnya.

Selama ini, ekspor rumput laut 85 % masih dalam bentuk primer atau bahan baku ke China, Korea, Jepang, Eropa, dan Amerika Serikat. Umumnya, negara-negara tersebut membutuhkan rumput laut sebagai bahan makanan, obat, dan kosmetik.
Fadel mengatakan, pasar rumput laut ini sangat besar. Misalnya, ”Berapapun produksi kita, China itu sudah siap menampungnya,” kata Fadel.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×