kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Produktivitas yang rendah hingga kurangnya daya saing jadi hambatan ekspor rempah


Kamis, 25 Juni 2020 / 15:33 WIB
Produktivitas yang rendah hingga kurangnya daya saing jadi hambatan ekspor rempah
ILUSTRASI. Merebaknya wabah virus Covid-19 membuat rempah-rempah semakin diminati mayarakat. Pedagang di Pasar Bersih Sentul City, Babakan Madang, Kabupaten Bogor, menyediakan empon-empon karena minat masyarakat semakin tinggi membeli tanaman empon-empon yang lumrah


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Noverius Laoli

"Beberapa negara juga melakukan pengetatan untuk penggunaan insektisida. Rentu kita harus comply dengan regulasi yang ditetapkan oleh negara-negara tujuan," kata Olvy.

Tak hanya itu, Olvy juga mengatakan ada hambatan tambahan terhadao ekspor rempah selama Covid-19 berlangsung.

Hambatan-hambatan tersebut berkaitan dengan kebijakan negara yang memberlakukan karantina wilayah dan lockdown sehingga berkurangnya permintaan dari negara importir, adanya penurunan laboratorium untuk pengujian, penutupan bandar udar komersial internasional juga terputusanya rantai pasok global dan pendistribusian produk ke negara lain.

Baca Juga: Nikmatnya Sapo Mi di Sudut Tersembunyi

"Dengan banyaknya industri makanan, industri kuliner yang sementara tutup karena masa pandemi, Sehingga proses produksi ini tidak bisa didistribusikan dengan baik, ke pasar lokal maupun ke pasar dunia," kata Olvy.

Meski begitu. Olvy optimistis adanya rempah Indonesia masih sangat dibutuhkan meski di tengah pandemi Covid-19. Bahkan menurutnya, saat ini rempah menjadi produk yang diperlukan dan memiliki nilai tinggi mengingat rempah bermafaat bagi kesehatan dan meningkatkan imunitas tubuh.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×