Reporter: Eldo Christoffel Rafael | Editor: Azis Husaini
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. PT Balmer Lawrie Indonesia (BLI) produsen gemuk (grease), kini bakal fokus menjual pelumas. Saat ini perusahaan memiliki banyak jenis pelumas, bituminous, dan wax-based compound.
Sebagai informasi, PT Balmer Lawrie Indonesia merupakan perusahaan joint venture PT Imani Wicaksana dan Balmer Lawrie (UK) Ltd, Inggris. Dengan komposisi kepemilikan saham masing-masing 50%.
Sejak memulai usahanya, Balmer Lawrie yang juga memiliki beberapa usaha patungan di India dan luar negeri, telah lebih dulu dikenal sebagai pelopor dan produsen pelumas gemuk (grease) di India. Balmer Lawrie & Co. Ltd, India merupakan induk perusahaan Balmer Lawrie (UK) Ltd.
Presiden Direktur PT Balmer Lawrie Indonesia, Abhijit Roy menjelaskan walaupun lebih diketahui sebagai produsen grease karena perusahaan induknya adalah pionir dalam industri grease di India yang tetapi sejatinya BLI juga memiliki semua jenis minyak pelumas serta bituminous dan wax-based compound.
Kata dia, pembuatan grease melibatkan beragam proses kimia yang rumit yang menjadi rahasia dagang masing-masing perusahaan, sementara pembuatan oli hanya melibatkan proses pencampuran sederhana dari base oil dan aditif juga formula yang sudah ada, biasanya dibuat berdasarkan saran dari perusahaan aditif terkemuka.
"Karenanya, meskipun BLI berfokus pada nilai tambah pasar untuk produk grease, tapi karena grease hanya bagian kecil dari keseluruhan pasar pelumas, maka BLI juga akan berkonsentrasi pada produk oli, compound dan produk spesifik lainnya. Hal ini guna meningkatkan market share di pasar pelumas Indonesia secara menyeluruh," kata Roy,Senin (5/11).
Sebab itu kedepannya, pihaknya sangat percaya diri untuk melakukan penetrasi pasar melalui produk dengan brand Balmerol. Sebelumnya di pasar oli khusus untuk industri BLI sudah mensuplai ke perusahaan semen dan tambang.
Kedepannya fokus utama akan menyasar ke oli otomotif dan targetnya pada kuartal I-2019 oli khusus otomotif baik roda dua, roda empat dan kendaraan komersial mulai disuplai. "Dalam 10 tahun ke depan kami menargetkan bisa memiliki sekitar 10% sampai 15% pangsa pasar oli keseluruhan," kata Roy.
Saat ini Pertamina Lubricants masih menguasai 65% pasar pelumas Indonesia, disusul oleh Shell yang menguasi 9%.
Takwa Fuadi, Director PT Balmer Lawrie Indonesia menjelaskan pihaknya akan memperkuat jaringan distribusi. Adapun saat ini BLI mengevaluasi distributornya, sekaligus mencari distributor yang lebih andal.
Takwa menjelaskan pihaknya ingin memastikan kedepannya penetrasi pasar kami bisa jauh lebih baik, serta ketersediaan produk bisa menjangkau target pasar yang dibutuhkan.
"Saat ini ada 7-8 kota yang sudah terdistribusi. Tahun depan bisa ke 30 kota," kata Takwa, Senin (5/11).
Ia juga membuka kesempatan pihak manapun yang berminat dan memenuhi kualifikasi, dapat bekerjasama sebagai distributor produk Balmerol.
Memasuki tahun ke-8 di Indonesia, PT Balmer Lawrie Indonesia secara konsisten telah memproduksi sendiri grease 6.000 Metrik Ton (MT) per tahun, oli pelumas sebanyak 3.000 kiloliter pertahun serta Bituminous Compound sebanyak 3.000 MT per tahun dalam satu shift produksi dari pabriknya di Cikande, Banten.
Presiden Komisaris PT Balmer Lawrie Indonesia, Andrew Baskoro menjelaskan belum ada investasi baru dalam waktu dekat sebab pihaknya masih fokus untuk penguatan jaringan distribusi. "Ruang lahan di pabrik masih bisa untuk ekspansi kapasitas. Tapi untuk saat ini belum ada rencana untuk itu," kata Andrew, Senin (5/11).
Kementerian Perindustrian mencatat pasar pelumas tanah air idealnya bisa mencapai kapasitas produksi hingga 2,04 juta kilo liter per tahun. Namun sampai saat ini produksi yang mampu dihasilkan hanya sekitar 858.360 kL per tahun. Sementara itu, Asia Pacific menurut data Grand View Research menjadi pasar terbesar untuk gemuk (grease) di 2017 yaitu sekitar 40% dari global share.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News