Reporter: Agung Hidayat | Editor: Azis Husaini
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Bisnis perusahaan pati jagung (corn starch) milik PT Tereos FKS Indonesia (TFI) terus digenjot di tahun 2019. Perusahaan berusaha mengisi kebutuhan akan produk turunan jagung tersebut yang masih didominasi oleh impor.
Paling tidak ada 600.000 ton permintaan pati jagung di setiap tahunnya, dan terus meningkat. "Kami pun bisa mengisi 20% dari demand market nasional," ujar Maya Devi, Sales & Marketing Director PT TFI saat berkunjung di kantor Kontan.co.id, Rabu (17/7).
Selain memasok kebutuhan lokal, TFI juga menyuplai produknya ke pasar ekspor di berbagai negara, mulai dari regional Asean, Asia Timur hingga Afrika. Yang terbaru, tahun kemarin mengekspor telah produknya seberat 35.000 ton.
Perusahaan mengklaim memiliki ratusan pelanggan, yang sebagian besar ialah produsen food & beverages (F&B) baik perusahaan nasional maupun multinasional. Wajar saja, sebab produk TFI menjadi bahan baku di manufaktur makanan seperti bihun instan dan sweetener.
Melihat perkembangan pati jagung yang masif, perseroan optimistis dapat mengerek pertumbuhan pendapatan 20% di tahun ini. Bisnis perseroan hampir dikatakan mulus, kecuali tantangan berupa fluktuasi kurs.
Sebab bahan baku perseroan berupa jagung dibeli dalam dolar Amerika Serikat (AS). "Bahan baku 100% impor, yang didapat dari Brazil, Argentina dan AS," sebut Maya.
Pertimbangan memilih jagung dari negara lain lantaran kandungan alfatoksin, sejenis senyawa toksik (beracun), nya yang lebih rendah ketimbang jagung lokal. Kadar alfatoksin memang menjadi standar pati jagung untuk dunia industri.
Sekadar informasi, TFI merupakan perusahaan hasil joint venture antara Tereos, perusahaan asal Perancis, dengan FKS Group yang masing-masing memiliki kepemilikan saham 50%. Tereos dikenal sebagai produsen gula dan bioethanol, sementara FKS Group sudah sejak lama berbisnis impor khususnya kedelai.
Saat ini pabrik TFI berada di Cilegon dengan kapasitas terpasang 24.000 ton per bulan untuk pati jagung. Saat ini utilisasi berada di level 80%-90%, dimana manajemen berencana meningkatkan sampai full capacity di tahun depan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News