kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Produsen tekstil dan garmen masih terus penuhi kebutuhan masker nasional


Kamis, 09 April 2020 / 17:00 WIB
Produsen tekstil dan garmen masih terus penuhi kebutuhan masker nasional
ILUSTRASI. Produsen tekstil dan garmen masih terus akan memenuhi kebutuhan masker nasional.


Reporter: Agung Hidayat | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Merebaknya wabah covid-19 membuat permintaan masker melonjak. Demi memenuhi kebutuhan tersebut produsen garmen dan tekstil berlomba-lomba menyuplainya.

Salah satunya produsen garmen, PT Ricky Putra Globalindo Tbk (RICY) yang juga menggunakan sebagian lini produksinya untuk produksi masker kain. Tirta Heru Citra, Direktur RICY bilang, perusahaannya memodifikasi formasi alat produksi penjahitan agar suitable memproduksi masker tanpa harus menambah mesin baru.

"Rencananya target kami bisa produksi 2 juta potong (masker kain) per bulan," ujarnya kepada Kontan.co.id, Kamis (9/4).

Baca Juga: Pembiaran terhadap kelangkaan masker dan APD adalah maladministrasi

Untuk harga bervariasi per potongnya kisaran Rp 5.500 hingga Rp 7.500, tampaknya perseroan tak membatasi pemesanan hanya minimal order sekitar 60 potong saja.

Apakah permintaan masker ini dapat membantu mengerek bisnis garmen yang tengah melemah? Menurut Tirta, penjualan masker ini masih belum dapat menggantikan penjualan garmen perseroan. "Untuk produksi masker kita hanya ikut anjuran pemerintah untuk ikut membantu menutupi kebutuhan masyarakat akan masker," terangnya.

Sebelumnya, Rizal Rakhman, Sekretaris Jenderal Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) mengatakan produksi masker bagi industri belum memikirkan profit. "Saat ini para pelaku dan pabrikan tekstil yang penuhi masker dan Alat Pelindung Diri (APD) masih dalam wujud gotong royong saja," sebutnya.

Industri tekstil dan garmen tak berharap muluk-muluk terhadap pertumbuhan bisnis tahun ini. Pandemi covid-19 harus membuat para produsen bertahan ditengah ketidakpastian pasar, baik di dalam negeri maupun luar negeri.

Dari sisi investasi menurut Rizal bakal ada penundaan, berkaca pada tahun lalu di semester pertama, menurutnya sektor industri seperti garmen masih diramaikan dengan ekspansi pabrik pakaian baru. Namun untuk kondisi sekarang pengusaha cenderung bertahan hingga situasi ekonomi stabil kembali.

Baca Juga: Kemenperin targetkan produksi APD dalam negeri bisa capai 3 juta per minggu

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×