Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Per 31 Maret 2023, layanan belanja online alias e-commerce JD.ID tutup permanen atau berhenti beroperasi.
Diberitakan Kompas.com, Senin (30/1/2023), JD.ID akan berhenti menerima pesanan pada 15 Februari 2023. Selanjutnya, e-commerce ini akan memberi waktu bagi seluruh mitra pengguna dan penjual untuk menyelesaikan transaksi hingga akhir Maret 2023.
Head of Corporate Communications & Public Affairs JD.ID, Setya Yudha Indraswara mengatakan, pemberhentian operasi ini merupakan keputusan strategis dari JD.COM untuk fokus pada pembangunan jaringan rantai pasok lintas negara.
Fokus tersebut disertai dengan logistik dan pergudangan sebagai inti bisnisnya.
Profil JD.ID
JD.ID adalah anak perusahaan dari salah satu toko online terbesar di Asia, JD.COM.
Dilansir dari laman resmi, JD.ID pertama kali beroperasi di Indonesia pada November 2015 dengan mengemban misi make the joy happen atau menghadirkan kebahagiaan.
Saat ini, layanan belanja daring ini memiliki 12 kategori produk mulai dari produk ibu dan anak, perangkat elektronik, hingga produk luxury.
Sebagai pendatang, bisnis JD.ID tergolong berkembang pesat. Hal itu tampak dari jumlah produk yang semula hanya 10.000 SKU pada 2015 menjadi sekitar 100.000 SKU pada akhir 2016.
Baca Juga: PHK Perusahaan Teknologi Kembali Marak, Apa Penyebabnya?
Bukan hanya layanan belanja online, perusahaan ini juga menyediakan jasa pengiriman yang disebut menjangkau 365 kota di seluruh Indonesia.
Adapun seperti dilansir Antara, Senin (30/1/2023), JD.ID merupakan e-commerce dengan trafik terbesar kesepuluh di Indonesia pada akhir Desember 2022.
Profil pemilik JD.COM
Merupakan induk dari JD.ID, JD.COM atau dikenal juga sebagai Jingdong adalah sebuah perusahaan perbelanjaan online yang berpusat di China. JD.COM sendiri didirikan oleh Liu Qiangdong atau Richard Liu, pria asal desa Chang'an di Provinsi Jiangsu, China, yang lahir pada 10 Maret 1973.
Tumbuh di pedesaan miskin, sejak kecil Liu jarang menikmati banyak jenis makanan selain dari ubi dan jagung. Namun berkat keuletan, Liu bisa bangkit dari kemiskinan menuju sebuah kesuksesan.
Dikutip dari laman JD.ID, etos kerja Liu yang konsisten membuat JD.COM tidak hanya menjadi situs web belanja online terpopuler di China, tetapi juga perusahaan dengan inovasi di bidang teknologi dan logistik.
Baca Juga: JD.ID Umumkan Tutup Semua Layanan Per 31 Maret 2023, Begini Kata Manajemen
Semasa kecil, orangtua Liu kerap bepergian dan menyerahkan Liu kepada neneknya. Pasalnya, kala itu, mereka mencoba beralih profesi dari petani menjadi pendiri perusahaan keluarga di bidang pengiriman batu bara.
Liu kecil adalah seorang inovator dan pemimpi. Saat masih duduk di sekolah dasar, Liu pernah meyakinkan teman-temannya untuk berjalan ke kota terdekat setelah kelas berakhir.
Tujuannya, hanya karena ia mendengar bahwa gedung pemerintah baru-baru ini memasang teknologi pembangkit listrik baru yang tidak dimiliki desa tempat Liu tinggal.
Seperti sebuah adegan kartun, Liu berdiri di bawah bola lampu dan melihat ke atas. Dia pun terpicu oleh ide bahwa di luar sana ada teknologi lebih besar dan semakin besar dari apa yang bisa ia bayangkan.
Tiba waktunya untuk masuk universitas, Liu melanjutkan pendidikan ke Universitas Rakyat China atau sekarang dikenal sebagai Universitas Renmin di Beijing. Di Universitas Renmin, Liu mengambil kuliah di bidang sosiologi dengan pemikiran bahwa ia mungkin menjadi seorang politikus.
Namun begitu lulus pada 1996, Liu mulai bekerja di sebuah perusahaan produsen suplemen herbal bernama Japan Life.
Tidak pernah hanya melakukan satu hal pada satu waktu, Liu terus menaiki tangga karier perusahaan sambil mengejar gelar EMBA-nya dari Sekolah Bisnis Internasional China Eropa.
Kegigihan mengantarkan Liu berhasil mendapatkan gelar dan promosi jabatan menjadi Direktur Komputer dan Layanan. Setelah dua tahun di Japan Life, Liu kemudian keluar untuk memulai bisnisnya sendiri.
Baca Juga: Penjualan Peritel Online Boohoo Turun 11% pada Akhir Tahun 2022
JD.COM semula ritel offline
Semula, JD.COM merupakan perusahaan bidang ritel yang berkantor di sebuah bangunan seluas 4 meter persegi di Zhongguancun, salah satu pusat perbelanjaan di Beijing. Dengan tabungan sebesar 12.000 yuan, Liu menyewa stan kecil pada 18 Juni 1998 dan memulai Jingdong atau JD.COM.
Dia mulai dengan menjual mesin penggerak magneto-optical, sejenis penggerak cakram optik yang mampu menulis dan menulis ulang data pada perangkat yang penampilannya mirip dengan disket. Jingdong juga mendobrak model bisnis pada platform teknologi kala itu dengan hanya menjual produk asli dan menolak penawaran harga.
Pada 2003, setelah lima tahun beroperasi, bisnis Liu mengalami lompatan besar. Liu berhasil memperluas usaha dan membawa semua jenis produk elektronik dalam perusahaannya.
Sayangnya, di tahun yang sama, wabah SARS yang menjangkit sebagian besar China menghalangi pelanggan dan staf untuk datang ke toko. Liu pun terpaksa menutup sementara semua toko, dan terancam kehilangan perusahaan jika tidak bertindak cepat dan menemukan cara untuk terus mendapatkan penghasilan.
Liu akhirnya mulai mengunggah produk jualannya ke papan buletin online. Melalui cara ini, bisnis Liu dapat bertahan di tengah wabah SARS. Bahkan setelah Liu membuka kembali toko ritel, ia tetap mempekerjakan seorang karyawan penuh waktu untuk mengunggah produknya ke papan buletin.
Resmi berdiri pada 2004
Hingga pada 2004, Liu secara resmi mendirikan JD.COM sebagai toko online. JD.COM diklaim mengontrol setiap aspek rantai pasokan. Hal tersebut membuat perusahaan bertanggung jawab terhadap setiap barang yang meninggalkan gudang hingga ke tangan pelanggan.
Liu melalui JD.COM juga berupaya memerangi penjualan barang palsu yang memengaruhi sebagian besar China. Itulah mengapa, perusahaan maupun anak perusahaannya identik dengan kalimat "Dijamin Ori".
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Tutup Permanen Per 31 Maret, Ini Profil Perusahaan JD.ID"
Penulis : Diva Lufiana Putri
Editor : Inten Esti Pratiwi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News