kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.932.000   -10.000   -0,51%
  • USD/IDR 16.365   -151,00   -0,91%
  • IDX 6.878   90,56   1,33%
  • KOMPAS100 998   17,67   1,80%
  • LQ45 767   13,44   1,78%
  • ISSI 223   2,09   0,95%
  • IDX30 397   6,81   1,74%
  • IDXHIDIV20 463   6,45   1,41%
  • IDX80 112   1,98   1,80%
  • IDXV30 114   0,59   0,52%
  • IDXQ30 128   2,41   1,92%

Program 3 Juta Rumah Berpotensi Kerek Utilisasi Industri Keramik


Senin, 10 Februari 2025 / 18:29 WIB
Program 3 Juta Rumah Berpotensi Kerek Utilisasi Industri Keramik
ILUSTRASI. Pelanggan mengamati keramik ubin di gerai ritel bahan bangunan di Jakarta, Kamis (17/10/2024). Asosiasi Aneka Keramik Indonesia (Asaki) menanggapi kebijakan baru Kementerian Perindustrian yang menerapkan SNI wajib bagi produk keramik yang beredar di pasar. Dengan kehadiran ada SNI wajib ini yang tidak hanya untuk produk lokal, tapi juga terhadap produk impor sehingga ini akan memberikan sebuah kesetaraan kualitas./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/17/10/2024.


Reporter: Filemon Agung | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri keramik nasional membidik peluang peningkatan utilisasi dari Program 3 Juta Rumah yang digagas Pemerintah Indonesia. 

Ketua Umum Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (ASAKI), Edy Suyanto menjelaskan, keadiran proyek tersebut menjadi katalis positif bagi pertumbuhan industri keramik nasional. 

"Harapan Asaki program tersebut bisa segera diwujudkan mulai tahun ini dan diyakini dapat membantu meningkatkan tingkat utilisasi kapasitas produksi keramik nasional berkisar 10%-15% di mana kebutuhan ubin keramik untuk Program 3 Juta Rumah berkisar 110 juta hingga 115 juta m2," jelas Edy kepada Kontan, Senin (10/2). 

Baca Juga: Industri Keramik Hadapi Tantangan Berat, Utilisasi Produksi Nasional Turun 66%

Edy melanjutkan, selain ubin keramik, kehadiran proyek ini juga berpotensi mengerek permintaan untuk genteng keramik dan produk sanitary lainnya. 

Menurutnya, tingkat utilisasi industri keramik mulai membaik di awal tahun 2025. Tingkat utilisasi per Januari 2025 mencapai angka 73% atau meningkat dibandingkan tahun 2024 yang sebesar 64%. Peningkatan ini salah satunya didorong implementasi kebijakan Peraturan Menteri Keuangan No. 70 Tahun 2024 terkait kebijakan Bea Masuk Anti Dumping (BMAD) produk keramik impor asal China.

Baca Juga: Utilisasi Industri Keramik di Bawah 50%, Kemenperin Terus Dorong pelaku Industri

Edy menambahkan, ke depannya pelaku usaha masih membutuhkan dukungan pemerintah untuk menjaga dan mengerek utilisasi industri keramik nasional. 

Terlebih, pada tahun ini Asaki membidik tingkat utilisasi dapat mencapai 80% hingga 85%.

"Namun memerlukan dukungan Pemerintah berkaitan perpanjangan kebijakan Harga Gas Bumi Tertentu (HBGT) yang urgensinya sangat tinggi dan kecepatan Kemenkeu untuk perpanjangan Bea Masuk Tindakan Pengamanan (BMTP) atau safeguard keramik yg telah habis berlaku pada November 2024 lalu," jelas Edy. 

Baca Juga: Asosiasi Keramik Bidik Peluang Investasi Baru dan Penetrasi Pasar AS

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×