kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.930   -61,00   -0,38%
  • IDX 7.141   -39,42   -0,55%
  • KOMPAS100 1.095   -7,91   -0,72%
  • LQ45 866   -8,90   -1,02%
  • ISSI 220   0,44   0,20%
  • IDX30 443   -4,74   -1,06%
  • IDXHIDIV20 534   -3,94   -0,73%
  • IDX80 126   -0,93   -0,74%
  • IDXV30 134   -0,98   -0,72%
  • IDXQ30 148   -1,09   -0,73%

Progres Smelter Katoda Tembaga Freeport Indonesia Capai Lebih dari 50% di Akhir 2022


Rabu, 11 Januari 2023 / 19:56 WIB
Progres Smelter Katoda Tembaga Freeport Indonesia Capai Lebih dari 50% di Akhir 2022
ILUSTRASI. Proses pembagunan smelter katoda tembaga di kawasan JIIPE Gresik, Jawa Timur sudah mencapai lebih dari 50% per-akhir tahun lalu.


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Freeport Indonesia menyatakan proses pembangunan smelter katoda tembaga di kawasan Java Integrated and Industrial Port Estate (JIIPE) di Gresik, Jawa Timur sudah mencapai lebih dari 50% per-akhir tahun lalu. 

Vice President Corporate Communications PT Freeport Indonesia, Riza Pratama menjelaskan, perkembangan pembangunan smelter katoda tembaga hingga akhir tahun 2022 sudah mencapai lebih dari 50%. 

“Kami targetkan selesai konstruksi pada Desember 2023,” jelasnya kepada Kontan.co.id, Rabu (11/1). 

Riza menjelaskan, setelah penyelesaian konstruksi, PTFI akan lanjut dengan proses pre-commissioning dan commissioning sehingga fasilitas pemurnian baru dapat mulai beroperasi pada akhir Mei 2024.

Baca Juga: Kebijakan Pelarangan Ekspor Tembaga Terancam Molor, Ada Pemicunya?

Adapun kapasitas produksi smelter yang sedang dibangun PTFI di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), JIIPE - Gresik adalah sebesar 1,7 juta ton konsentrat tembaga. Adapun smelter ini nantinya akan memproduksi katoda tembaga sebesar 550.000 ton per tahun. 

Sebagai informasi, pada Desember 2018, PTFI telah menerima Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) dari Pemerintah Indonesia yang memungkinkan PTFI untuk tetap beroperasi di wilayah pertambangan mineral Grasberg hingga 2031. 

Dalam IUPK tersebut, disebutkan bahwa PTFI memiliki hak perpanjangan operasi hingga 2041, dengan syarat PTFI menyelesaikan pembangunan smelter baru dan memenuhi kewajiban perpajakan kepada Pemerintah Indonesia.

Sejalan dengan IUPK tersebut, PTFI sudah mulai membangun smelter baru dengan nama Smelter Manyar. Ini adalah smelter kedua PTFI setelah pada 1996 PTFI membangun smelter peleburan tembaga pertama di Indonesia, yang kini dikenal dengan nama PT Smelting Gresik. 

Baca Juga: Jika Ekspor Konsetrat Tembaga Distop Tahun Ini, Begini Nasib Freeport dan Amman

Smelter pertama tersebut dibangun sebagai wujud kepatuhan PTFI terhadap Kontrak Karya II (izin operasi PTFI pada 1991-2018) yang mewajibkan seluruh pemegangnya melakukan proses pengolahan/pemurnian di dalam negeri.

Kali ini PT Smelting hendak meningkatkan kapasitas produksi smelter tersebut. Dalam catatan Kontan.co.id, Senior Section Manager of General Affairs PT Smelting Saptohadi Prayetno menyampaikan, saat ini smelter yang dikelola PT Smelting memiliki kapasitas produksi 300.000 ton katoda tembaga per tahun. 

Pihaknya akan menambah kapasitas smelter tersebut sebesar 30% menjadi 330.000 ton per tahun. Untuk itu, PT Smelting akan mengucurkan investasi sebesar Rp 3,2 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×