Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Dina Hutauruk
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya gaya hidup sehat dan lingkungan yang mendukung kesejahteraan telah memunculkan perkembangan wellness real estate belakangan. Ini merupakan konsep properti yang dirancang untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan penghuninya.
Menurut Global Wellness Institute, industri wellness real estate global meningkat cukup signifikan beberapa tahun terakhir. Jika pada tahun 2019 baru bernilai US$ 225 miliar, pada tahun 2023 meningkat menjadi US$ 438 miliar. Diprediksinya nilainya akan mencapai US$ 913 miliar pada tahun 2028 seiring dengan konsumen di seluruh dunia yang semakin memprioritaskan gaya hidup sehat.
Melihat semakin intensifnya fokus dunia terhadap umur panjang, kesehatan mental, dan perawatan diri, komplek hunian yang berpusat pada kesehatan mendorong Oxo Group Indonesia untuk mengusung wellness living dalam pengembangan proyek properti terbarunya di Bali.
Apalagi, Oxo melihat Bali selama ini telah lama identik dengan kebugaran. Sehingga menarik wisatawan dan mereka yang mencari keseimbangan, ketenangan, dan kesejahteraan holistik. Namun, belum bayak hunian yang berfokus pada kebugaran dikembangkan.
Baca Juga: Menilik Prospek Pasar Properti Bali Tahun 2025
Pendiri dan CEO Oxo Group Indonesia, Johanness Weissenbaeck mengatakan, proyek baru dengan konsep wellness real estate tersebut akan dibangun di kawasan Nyanyi, Tabanan, Bali. “Proyek ini menghadirkan desain dan teknologi bangunan serta amenities yang mendukung hidup sehat dan memberi ketenangan bagi penghuninya. Itu sebabnya master planning sangat penting dalam proyek ini,” tutur Johanness, Senin (24/2).
Jonanness menyebut bawah desain Oxo wellness properti yang akan dibangun terispirasi dari konsep rumah Bali dimana ada ruangan dikhususkan untuk area private, ada area bersosialisasi dan ada taman di tengah ruangan yang akan mendukung hidup sehat penghuninya. Namun, konsep tersebut diinovasi menjadi lebih modern sehingga konsep bangunannya akan tetap long lasting.
Wellness selalu menjadi pilar utama bagi Oxo. Dari penawaran perhotelan hingga pengembangan real estatnya, kata dia, pihaknya telah menjadi pelopor dalam mendefinisikan ulang kehidupan mewah modern. Yohanness menyakini bahwa kata wellness bukanlah tambahan.
Sayang, Johannes belum merinci lebih banyak terkait rencana proyek baru tersebut lantaran masih dalam proses persiapan. Namun, ia mengatakan proyek tersebut memiliki luas lahan lebih kecil dari proyek Oxo The Residence yang kini sedang dalam proses pembangunan. “Untuk harga juga tidak akan jauh berbeda,” ujarnya.
Baca Juga: Melihat Perkembangan Lanskap Pasar Properti Bali
Seperti diketahui, Oxo The Residences merupakan proyek vila mewah yang dikembangkan di lahan seluas 1,9 hektare (ha) di wilayah Nyanyi sebanyak 40 unit. Seluruh unit dengan luas bangunan 193 meter persegi (m2) hingga 293 m2 dan luas tanah 300 m2 -643 m2 ini dipasarkan dengan harga mulai dari Rp 8 miliar hingga Rp 16 miliar per unit.
Kondisi Pariwisata Bali
Pasca pandemi Covid-19, banyak perubahan dalam cara orang bekerja, bepergian, dan menikmati Indonesia, khususnya Bali. Pasalnya, orang-orang mulai mencari keseimbangan antara pekerjaan, kehidupan, dan pengalaman baru yang menginspirasi.
Dengan perubahan cara tersebut, banyak yang tadinya menganggap Bali hanya sebagai destinasi wisata kini mulai berpikir untuk tinggal dan bekerja di Bali secara semi-permanen. “Bali memang memiliki posisi tepat dalam pendukung konsep work, life, dan balance,” kata Johannes.
Menurut data dari Kementerian Pariwisata, jumlah wisatawan yang datang untuk wellness tourism di Bali pada tahun 2024 meningkat hampir 30% dibanding tahun 2023. Dan ini tidak terbatas pada wisatawan mancanegara saja, tetapi wisatawan lokal sendiri mulai menyadari pentingnya menjaga kesehatan mental dan fisik.
Konsep work-life balance yang dulunya sulit dipahami kini menjadi kebutuhan mendesak. Kini, dengan semakin diterimanya kerja jarak jauh dan pemahaman akan kekayaan lebih diarahkan pada pengalaman ketimbang aset, semakin banyak keluarga mapan yang memikirkan kembali seperti apa kehidupan mereka nantinya.
Baca Juga: Pembangunan Properti di Bali Harus Mengedepankan Keseimbangan
Industri properti Bali terus menunjukkan pertumbuhan yang signifikan, baik di segmen residensial maupun komersial. Menurut REID, pasar property Bali tumbuh sebesar 4,9% pada tahun 2024. Salah satu pendorong utama pertumbuhan ini adalah sektor pariwisata yang terus bertumbuh, sehingga menarik minat investor lokal dan internasional.
Fokus strategis pemerintah pada pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan dirancang untuk menarik high-spending tourists, sehingga meningkatkan daya tarik pulau ini sebagai destinasi premium.
Tahun ini, Pemerintah Provinsi Bali telah menargetkan 17 juta kunjungan wisatawan, termasuk di dalamnya 6,5 juta wisatawan mancanegara. “
Selanjutnya: Maximus Insurance Lakukan Penyesuaian Strategi Bisnis Paska Implementasi PSAK 117
Menarik Dibaca: Hujan Petir Landa Daerah Ini, Simak Ramalan Cuaca Besok (26/2) di Jawa Timur
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News