Reporter: Muhammad Julian | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) tengah mengawal penyelesaian divestasi hak partisipasi atau participating interest (PI) Shell di Blok Masela. Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto mengatakan, proses tersebut diharapkan rampung di kuartal pertama tahun ini.
“Saat ini Pertamina sangat tertarik untuk masuk, di samping juga perusahaan-perusahaan besar yang lain,” tutur Dwi dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP), Rabu (1/2).
Blok Masela merupakan Proyek Strategis Nasional yang terletak di Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Maluku.
Saat ini, Shell Upstream Overseas Services Limited (Shell) memegang hak partisipasi 35% dalam pengelolaan wilayah kerja yang disebut-sebut memiliki cadangan terbukti mencapai 18,5 triliun kaki kubik (Tcf) dan 225 juta barel kondensat itu.
Baca Juga: Kementerian ESDM: Potensi Gas Bumi Warim Dua Kali Lipat Blok Masela
Hanya saja, belakangan Shell menyatakan keinginan untuk melepas hak partisipasi dalam proyek lapangan gas abadi.
Pertamina menjadi salah satu perusahaan migas berminat menggantikan Shell di Masela. Perusahaan migas pelat merah tersebut bahkan sudah menyampaikan non binding offer untuk mengambil alih hak partisipasi Shell. Selain Pertamina, sejumlah perusahaan migas global, yaitu Petronas dan China National Offshore Oil Corporation (CNOOC) juga dikabarkan berminat masuk ke Blok Masela.
Kontan.co.id sudah mencoba menghubungi pihak Pertamina Hulu Energi (PHE) untuk menanyakan kemajuan proses pembahasan akuisisi hak partisipasi antara Pertamina dengan Shell.
Namun hingga tulisan ini dibuat, Kontan.co.id belum mendapat respon dari pihak Subholding Upstream Pertamina tersebut.
Sementara itu, Plt Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Mohammad Kemal mengaku belum bisa memastikan siapa kandidat yang bakal menggantikan Shelll di Masela kelak.
“Ini semua masih b-2-b (business-to-business), kalau binding offer-nya sudah keluar baru bisa dikonfirmasi,” ujar Kemal kepada Kontan.co.id, Kamis (2/2).
Ketika sudah berproduksi nanti, Blok Masela diproyeksikan mampu menghasilkan gas alam cairnya alias liquefied natural gas (LNG) yang sebesar 9,5 juta ton per tahun (mtpa), gas pipa 150 juta kaki kubik per hari (mmscfd),dan kondensat 35.000 barel per hari (bcpd). Proyeksi sementara, target on stream Blok Masela ditetapkan mundur dari semula tahun 2027 menjadi 2029.
Meski begitu, SKK Migas masih menanti hasil evaluasi Plan of Development (POD) I dalam menentukan target on stream Blok Masela.
“Direncanakan review POD I di Q1 2023 dan target on stream tentu sebenaranya kami masih menunggu nanti hasil review POD I ini,” ungkap Dwi.
Baca Juga: Jadwal Onstream Blok Masela Diprediksi Mundur ke Tahun 2029, Ini Alasannya
Dalam kesimpulan RDP Rabu (2/2), Komisi VII DPR RI menyatakan mendorong Kepala SKK Migas untuk menjaga kelancaran proyek strategis nasional hulu migas agar dapat on stream sesuai dengan target yang telah ditetapkan.
“Ini sama-sama ada komitmen kita untuk on stream sesuai target yang telah ditetapkan,” ujar Ketua Komisi VII DPR RI, Sugeng Suparwoto (1/2).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News