kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.914   16,00   0,10%
  • IDX 7.199   58,54   0,82%
  • KOMPAS100 1.106   11,37   1,04%
  • LQ45 878   11,64   1,34%
  • ISSI 221   1,06   0,48%
  • IDX30 449   6,23   1,41%
  • IDXHIDIV20 540   5,82   1,09%
  • IDX80 127   1,42   1,13%
  • IDXV30 134   0,44   0,33%
  • IDXQ30 149   1,71   1,16%

Prospek bisnis kargo masih cerah di 2017


Senin, 12 Desember 2016 / 20:06 WIB
Prospek bisnis kargo masih cerah di 2017


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Sejumlah pelaku bisnis memperkirakan prospek bisnis angkutan kargo udara masih akan menggembirakan tahun depan. Menggeliatnya bisnis e-commerce dan mulai dibukanya penerbangan langsung dari China ke Indonesia dinilai akan menjadi penopang utama pertumbuhan bisnis kargo.

Boyke P Soebroto, Ketua Penerbangan Cargo Indonesia National Carriers Association (Inaca) mengatakan, kedua faktor tersebut akan mendorong pertumbuhan volume angkutan cargo di 2017. "Saya optimis tahun depan bisa tumbuh. Trafik kargo di Bandara Soekarno Hatta bisa tumbuh sekitar 10% dari saat ini hanya mencapai 800.000 ton per tahun," katanya, Jumat (9/12).

Dia menjelaskan, pergerakan kargo internasional akan meningkat setelah mulai dibukanya penerbangan langsung dari China ke Indonesia, yakni China-Bali, China-Manado dan ke depan China-Medan. Penerbangan langsung tersebut akan mendorong peningkatan volume. Sementara selama ini, penerbangan dari China ke Indonesia masih harus melalui negar-negara lain seperti Singapura, Hongkong dan lain-lain.

Selama ini angkutan kargo Indonesia masih didominasi oleh pergerakan domestik yakni sekitar 90%. Boyke melihat, satu-satunya yang akan menyetir pertumbuhan kargo domestik hanya e-commerce karena membutuhkan kecepatan. Sedangkan angkutan barang lain masih cenderung memilih kapal dan kereta api.

Garuda Indonesia juga optimis bisnis kargo perusahaan akan tumbuh tahun depan sejalan dengan pertumbuhan e-commerce. Perusahaan pelat merah ini menargetkan pendapatan bisnis cargo bisa mencapai US$ 300 juta di 2017, naik dari perkiraan US$ 220 juta sepanjang tahun ini.

Sigit Muhartono, Direktur Cargo Garuda Indonesia mengungkapkan sekitar 60% besar kargo yang mereka angkut ada di domestik. Sedankan 40% sisanya dari internasional. "Kargonya banyak datang drai eropa, Australia dan Cina," kata sigit.

Sedangkan dari sisi volume, Garuda menargetkan bisa mengangkut kargo sebesar 440.000 ton tahun depan, tumbuh dari target 331.000 ton tahun ini. Perusahaan ini akan lebih fokus membesarkan angkutan kargo domestik karena pasar masih besar.

Untuk mengembangkan bisnis kargonya, Garuda akan mulai mengembangkan digitalisasi tahun depan. Mereka ingin memberikan layanan yang cepat dan aman bagi customer.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×