Reporter: Muhammad Julian | Editor: Wahyu T.Rahmawati
Yuyus berujar, bisnis investasi SPAM memang cukup prospektif. “Infrastruktur sistem penyediaan air minum (SPAM) adalah infrastruktur dasar yang dibutuhkan oleh masyarakat, namun perkembangannya tidak sebaik infrastruktur tenaga listrik, telekomunikasi serta jalan tol. Program infrastruktur SPAM juga telah mendapat perhatian lebih dari pemerintah. Hal-hal di atas menjadikan prospek bisnis investasi SPAM cukup menjanjikan,” ujar Yuyus.
Bisnis penyediaan air tidak hanya dilirik oleh perusahaan pelat merah semata. Anak usaha PT Adaro Energy Tbk (ADRO), PT Adaro Tirta Mandiri (ATM) atau Adaro Water per akhir tahun 2019 juga tercatat telah memiliki dan mengoperasikan fasilitas air minum berkapasitas lebih dari 1.200 lpd melalui entitas-entitas anak di Banjarbaru-Kalimantan Timur, Sampit-Kalimantan Tengah, dan Gresik-Jawa Tengah.
Selain itu, ATM juga bekerja sama dengan PT Adhi Karya Tbk (ADHI) dalam perusahaan patungan bernama PT Dumai Tirta Persada (DTP) untuk membuat rencana memasok air minum ke PDAM di Dumai dengan target kapasitas produksi sampai 450 lpd. Berdasarkan catatan Kontan.co.id, usaha penyediaan air minum yang diperoleh melalui skema KPBU tersebut telah melakukan pengaliran air pertama ke pemukiman warga sebanyak 50 lpd pada November 2020 lalu.
Head of Corporate Communication ADRO Febriati Nadira menuturkan, program nasional 100% Akses Universal Air Minum dan Sanitasi tahun 2019 yang diluncurkan pemerintah membuka peluang investasi bagi pelaku usaha swasta di sektor air. Sejalan dengan hal ini, ADRO ingin turut ambil bagian dalam mengatasi permasalahan keterbatasan air bersih di Indonesia.
Baca Juga: Kembali Ingin Melepas Aset, PTPP Menjajakan Konsesi Dua Ruas Tol
“Keterbatasan akses air bersih di Indonesia mendorong Adaro untuk memanfaatkan pengalaman dalam pengolahan air,” kata Febriati kepada Kontan.co.id, Rabu (23/12).
Febriati bilang, Adaro Water kedepannya masih akan terus aktif mencari proyek-proyek baru baik melalui akuisisi maupun dengan cara mengikuti tender-tender proyek pemerintah atau swasta. Selain itu, Adaro Water juga berkemungkinan untuk memprakarsai proyek baru melalui skema public private partnership (PPP) maupun business-to-business (B2B).
Tapi, Febriati tidak merinci agenda maupun proyek yang dimaksud. Yang terang, Febriati memastikan bahwa ADRO melalui Adaro Water akan terus berupaya membesarkan lini bisnis penyediaan air bersih. “Ke depan, kontribusi dari pilar bisnis Adaro Water diharapkan akan semakin besar,” kata Febriati.
Baca Juga: Pemerintah resmikan proyek SPAM senilai Rp 1,2 triliun di Lampung
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News