kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45906,29   2,96   0.33%
  • EMAS1.310.000 -0,23%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Prospek menjanjikan, bisnis penyediaan air masih diminati oleh emiten-emiten ini


Minggu, 27 Desember 2020 / 16:19 WIB
Prospek menjanjikan, bisnis penyediaan air masih diminati oleh emiten-emiten ini
ILUSTRASI. Sejumlah emiten aktif menggarap bisnis penyediaan air bersih.


Reporter: Muhammad Julian | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kebutuhan akan air bersih menjadi hal yang tidak bisa ditawar. Sejalan dengan hal ini, sejumlah emiten aktif menggarap bisnis penyediaan air bersih.

Sekretaris Perusahaan PT PP Tbk (PTPP), Yuyus Juarsa mengatakan, PTPP berencana memprakarsai proyek-proyek Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) di beberapa kota besar dan mengikuti tender investasi yang diselenggarakan oleh Kementerian PUPR dan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). 

Sejauh ini, sudah ada beberapa wacana proyek Kerja sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) SPAM yang diamati oleh PTPP. “Pada tahun 2020 ini telah diadakan market sounding untuk beberapa proyek KPBU oleh Kementerian PUPR yang lokasi proyeknya ada di Banten, Jateng, dan DIY. Kami akan mengikuti tendernya bila telah diumumkan, namun tentu saja akan ada evaluasi internal atas kelayakannya terlebih dahulu,” kata Yuyus kepada Kontan.co.id, Kamis (24/12).

Selain mengincar proyek-proyek SPAM baru, PTPP juga menyiapkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp 670 miliar untuk lini bisnis SPAM pada tahun depan. Angka tersebut lebih besar dari anggaran capex PTPP pada lini bisnis SPAM tahun ini yang sebesar Rp 400 miliar.

Baca Juga: Kementerian PUPR Menawarkan Proyek Jumbo Senilai Rp 2.058 Triliun

Yuyus menjelaskan, penganggaran capex yang lebih besar pada tahun depan dilakukan untuk memenuhi kebutuhan belanja modal yang meningkat setelah adanya beberapa kontrak baru yang sudah diperoleh. Hanya saja, Yuyus tidak menyebutkan rincian alokasi penggunaan capex di lini bisnis SPAM tersebut.

Sedikit informasi, saat ini PTPP menggenggam enam proyek investasi SPAM. Dua di antaranya, yaitu SPAM berkapasitas 200 liter per detik (lpd) di Jatisari, Bekasi dan SPAM berkapasitas 300 lpd di Angke, Tangerang Selatan, sudah berjalan dan menghasilkan pendapatan berulang atau recurring income.

Selain itu, terdapat pula proyek SPAM Gresik yang saat ini masih dalam proses konstruksi. Proyek SPAM yang rencananya memiliki kapasitas 1.000 lpd tersebut ditargetkan bisa beroperasi komersial pada pertengahan tahun depan.

Sementara itu, pengerjaan konstruksi tiga proyek SPAM sisanya, yaitu SPAM Pekanbaru-Kampar, SPAM Pekanbaru Kota, dan SPAM Tanah Merah, Bekasi diharapkan bisa dimulai pada tahun depan.

Baca Juga: Kementerian PUPR tawarkan 25 proyek KPBU di tahun depan, ini daftarnya

Yuyus berujar, bisnis investasi SPAM memang cukup prospektif.  “Infrastruktur sistem penyediaan air minum (SPAM) adalah infrastruktur dasar yang dibutuhkan oleh masyarakat, namun  perkembangannya tidak sebaik infrastruktur tenaga listrik, telekomunikasi serta jalan tol. Program infrastruktur SPAM juga telah mendapat perhatian lebih dari pemerintah. Hal-hal di atas menjadikan prospek bisnis investasi SPAM cukup menjanjikan,” ujar Yuyus.

Bisnis penyediaan air tidak hanya dilirik oleh perusahaan pelat merah semata. Anak usaha PT Adaro Energy Tbk (ADRO), PT Adaro Tirta Mandiri (ATM) atau Adaro Water per akhir tahun 2019 juga tercatat telah memiliki dan mengoperasikan fasilitas air minum berkapasitas lebih dari 1.200 lpd melalui entitas-entitas anak di Banjarbaru-Kalimantan Timur, Sampit-Kalimantan Tengah, dan Gresik-Jawa Tengah. 

Selain itu, ATM juga bekerja sama dengan PT Adhi Karya Tbk (ADHI) dalam perusahaan patungan bernama PT Dumai Tirta Persada (DTP) untuk membuat rencana memasok air minum ke PDAM di Dumai dengan target kapasitas produksi sampai 450 lpd. Berdasarkan catatan Kontan.co.id, usaha penyediaan air minum yang diperoleh melalui skema KPBU tersebut telah melakukan pengaliran air pertama ke pemukiman warga sebanyak 50 lpd pada November 2020 lalu.

Head of Corporate Communication ADRO Febriati Nadira menuturkan, program nasional 100% Akses Universal Air Minum dan Sanitasi tahun 2019 yang diluncurkan pemerintah membuka peluang investasi bagi pelaku usaha swasta di sektor air. Sejalan dengan hal ini, ADRO ingin turut ambil bagian dalam mengatasi permasalahan keterbatasan air bersih di Indonesia.

Baca Juga: Kembali Ingin Melepas Aset, PTPP Menjajakan Konsesi Dua Ruas Tol

“Keterbatasan akses air bersih di Indonesia mendorong Adaro untuk memanfaatkan pengalaman dalam pengolahan air,” kata Febriati kepada Kontan.co.id, Rabu (23/12).

Febriati bilang, Adaro Water kedepannya masih akan terus aktif mencari proyek-proyek baru baik melalui akuisisi maupun dengan cara mengikuti tender-tender proyek pemerintah atau swasta. Selain itu, Adaro Water juga berkemungkinan untuk memprakarsai proyek baru melalui skema public private partnership (PPP) maupun business-to-business (B2B).

Tapi, Febriati tidak merinci agenda maupun proyek yang dimaksud. Yang terang, Febriati memastikan bahwa ADRO melalui Adaro Water akan terus berupaya membesarkan lini bisnis penyediaan air bersih. “Ke depan, kontribusi dari pilar bisnis Adaro Water diharapkan akan semakin besar,” kata Febriati.

Baca Juga: Pemerintah resmikan proyek SPAM senilai Rp 1,2 triliun di Lampung

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×