Reporter: Klaudia Molasiarani | Editor: S.S. Kurniawan
Meski pasar properti di tanah air masih lesu di awal tahun, itu tak menyurutkan niat pengembang untuk merilis proyek apartemen baru di Jakarta. Hunian jangkung yang membidik pasar menengah atas bermunculan.
Mengawali 2017, PT Collier International Indonesia mencatat, ada 5.616 unit pasokan apartemen baru dari lima proyek yang tersebar di Pusat, Selatan, dan Timur Ibukota RI. Tiga di antaranya mengincar pasar menengah atas.
Misalnya, The Pakubuwono@Menteng yang memiliki 340 unit. Harga jual apartemen setinggi 48 lantai ini mencapai Rp 56,5 juta per meter persegi (m²).
Lalu, Kemang Penthouse yang terdiri dari 114 unit. Apartemen dengan tinggi 27 lantai itu berharga jual Rp 40 juta/m².
Itu berarti, pasokan apartemen baru di Jakarta dalam proses pembangunan total mencapai 59.017 unit. Sebanyak 21.167 unit di antaranya bakal diserahterimakan tahun ini.
"Indikator itu menunjukkan, pengembang mempunyai optimisme yang tinggi untuk tetap membangun properti di Jakarta," ujar Aleviery Akbar, Associate Director Residential Sales & Leasing Colliers Indonesia.
Sejauh ini, Wibowo Muljono, President Director PT Astra Land Indonesia, melihat apartemen menengah atas merupakan segmen yang cukup stabil, sehinga perkembangannya lumayan baik. Dan, "Kami melihat upward trend (tren kenaikan) yang sudah mulai dirasakan dari awal 2017," katanya.
Astra Land merupakan pendatang baru di bisnis properti Indonesia. Proyek hunian mereka yang pertama ialah Anandamaya Residences yang bercokol di Jalan Jenderal Sudirman.
Ada tiga menara atawa tower Anandamaya Residences dengan total 509 unit. Menurut Wibowo, hingga saat ini sudah terjual 93%.
Secara umum, Theresia Rustandi, Corporate Secretary PT Intiland Development Tbk, mengatakan, pasar properti mengalami tekanan sejak dua tahun terakhir. Permintaan pasar terhadap produk properti turun signifikan.
Kondisi yang sama masih terjadi sepanjang kuartal pertama tahun ini. "Kami berharap, terjadi perbaikan pasar properti di semester kedua nanti," imbuh dia.
Saat ini, Intiland Development masih memasarkan tiga proyek apartemen di Jakarta: 1Park Avenue dan 1Park Avenue@Hamilton (Jakarta Selatan), dan Regatta tahap II (Jakarta Utara).
1Park Avenue yang terdiri dari tiga tower sudah terjual 90% dan satu menara 1Park Avenue@Hamilton baru 20%. Sementara Regatta II yang memiliki dua tower telah terjual 54%.
Nah, seiring perbaikan pasar properti di semester kedua nanti, Theresia mengungkapkan, Intiland Development berencana mengembangkan proyek mixed use termasuk apartemen akhir tahun ini di Jakarta.
Emiten bersandi saham DILD itu akan membangun dua menara di South Quarter, kawasan mixed use yang terletak di Jalan RA Kartini, Cilandak. Targetnya, proyek ini meluncur pada kuartal IV nanti.
Prospektif
Segendang sepenarian, Aleviery menyatakan, prospek properti termasuk apartemen berpotensi membaik pada semester kedua tahun ini. Bahkan, jika pertumbuhan ekonomi bisa sampai 6,2% seperti tahun 2012 dan 2013, maka booming properti bisa terjadi lagi.
Tambah lagi, Deniarto Suhartono, President Director PT Mahardika Gagas Sejahtera, pengembang Kemang Penthouse, menuturkan, Program Amnesti Pajak dan kebijakan probisnis dari pemerintah lainnya berjalan baik. "Sehingga, akan mendukung percepatan perbaikan sektor properti," tuturnya.
Dengan potensi peningkatan kelas menengah yang besar di Indonesia, Wibowo bilang, ini jadi peluang yang sangat bagus untuk sektor properti. Apalagi, dalam jangka panjang sektor properti tetap akan menjadi salah satu faktor pendorong pertumbuhan ekonomi negeri ini.
Selain itu, "Kami masih melihat kekurangan pasokan hunian di setiap kelas yang merupakan peluang yang baik untuk kami," ujarnya.
Tapi, Aleviery menambahkan, tantangan terbesar untuk sektor properti dalam dua tahun ke depan adalah stabilitas politik menyusul pemilihan kepala daerah serentak 2018 dan pemilihan presiden 2019.
Menurut Aleviery, semua kawasan di Jakarta prospektif untuk pasar apartemen menengah atas. Misalnya, central business district (CBD) yang mencakup wilayah Sudirman, Thamrin, dan Kuningan.
Lalu, Jakarta Timur yang terhubung dengan jalur kereta ringan (LRT) dan kawasan industri. Sedang Jakarta Utara punya prospek karena kedekatannya dengan pulau reklamasi yang akan jadi kawasan mahal.
Potensi pasar untuk apartemen premium di Jakarta terutama di kawasan Selatan, Deniarto mengatakan, masih sangat tinggi dibandingkan dengan area lainnya di Ibukota RI. Soalnya, "Perkembangan gaya hidup saat ini yang ingin lebih praktis dan kondisi macet Jakarta, membuat masyarakat menengah atas yang sibuk banyak memilih untuk tinggal di apartemen dengan lokasi strategis," jelasnya.
Dengan prospek yang akan membaik, Ferry Salanto, Senior Associate Director Colliers Indonesia, memproyeksikan, angka kenaikan harga apartemen tahun ini bakal lebih tinggi dari tahun lalu yang rata-rata 4%. "Jika pemerintah bisa mempertahankan momentum ekonomi yang sudah membaik, terutama kalau bisa menjaga suku bunga dan pertumbuhan ekonomi, daya beli akan ikut meningkat," imbuhnya.
Terlebih, Ferry menuturkan, dengan sentimen yang sudah membaik itu, para pemain di bisnis properti akan lebih percaya diri untuk meningkatkan penjualan lewat proyek-proyek barunya. Investor asing pun sudah mulai tampak mendongkrak aktivitas investasi mereka lantaran melihat Indonesia sebagai pasar potensial.
Untuk sewa apartemen, Aleviery membeberkan, tarifnya tidak mengalami kenaikan sepanjang kuartal I 2016 hingga kuartal I 2017. Bahkan, tarifnya berpotensi tertekan bila pasokan unit semakin bertambah karena terjadi persaingan harga.
"Kenaikan tarif sewa terjadi karena beban operasional seperti kenaikan tarif listrik yang akan berpengaruh pada service charge," tambah Aleviery.
Pasar properti yang akan membaik tentu membuat investasi apartemen semakin menarik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News