kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.200   59,26   0,83%
  • KOMPAS100 1.105   10,12   0,92%
  • LQ45 877   10,37   1,20%
  • ISSI 221   1,09   0,50%
  • IDX30 448   5,50   1,24%
  • IDXHIDIV20 539   4,27   0,80%
  • IDX80 127   1,28   1,02%
  • IDXV30 135   0,60   0,45%
  • IDXQ30 149   1,41   0,96%

Provinsi Bangka Belitung Simpan Sumber Daya Logam Tanah Jarang (LTJ) Paling Besar


Minggu, 17 September 2023 / 18:47 WIB
Provinsi Bangka Belitung Simpan Sumber Daya Logam Tanah Jarang (LTJ) Paling Besar
ILUSTRASI. Logam Tanah Jarang. REUTERS/David Becker/File Photo


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatatkan, indikasi sumber daya Logam Tanah Jarang (LTJ) berada di sejumlah wilayah di Indonesia yakni di Provinsi Sumatera Utara, Provinsi Kalimantan Barat, Privinsi Bangka Belitung, dan Provinsi Sulawesi Tengah.

Berdasarkan data pemetaan yang dilakukan Badan Geologi Kementerian ESDM pada 2020, terindikasi adanya LTJ di 7 lokasi, keterdapatan LTJ di 9 lokasi, dan sudah terpetakan menjadi sumber daya LTJ di 8 lokasi.

Adapun 8 lokasi tersebut berada pada tahapan eksplorasi awal sehingga informasinya masih cukup terbatas. Sebagian besar potensi LTJ berada di Provinsi Bangka Belitung dengan sumber daya mineral monasit 186.663 ton dan senotim 20.734 ton.

Kemudian di Provinsi Sumatera Utara sumber daya LTJ sebesar 19.917 ton, Provinsi Kalimantan Barat sumber daya laterit 219 ton, dan Sulawesi Tengah sumber daya laterit 443 ton.

Baca Juga: Malaysia Berencana Setop Ekspor Logam Tanah Jarang (LTJ), Bagaimana Sikap Indonesia?

Jika mengacu pada target Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN) 2015-2035, seharusnya pada 2015-2019 Indonesia sudah memiliki industri dalam bidang konsentrat logam tanah jarang.

Kemudian pada tahun 2020- 2024, target tersebut menyatakan, seharusnya sudah mulai dibangun industri penghasil logam tanah jarang. Kemudian pada tahun 2025-2035, akan dilanjutkan dengan pembangunan industri logam tanah jarang untuk komponen elektronik.

Namun jika melihat status hingga saat ini, target pembangunan industri logam tanah jarang belum tercapai sesuai rencana yang tertuang di atas kertas RIPIN.

Maka itu, Menteri ESDM, Arifin Tasrif mengemukakan Indonesia akan lebih serius memaksimalkan logam tanah jarang dengan lebih jauh mengecek keberadaannya dan berapa banyak potensinya.

“Ya pastilah (RI mau lebih serius memaksimalkan LTJ), LTJ itu harus kita cek di mana keberadaannya nih, berapa banyak. pastilah nggak boleh kita ekspor gitu aja. Kan udah jarang, dikit lagi,” tuturnya di Kementerian ESDM, Jumat (15/9).

Baca Juga: Jaga Cadangan, Kementerian ESDM Buat Aturan Klasifikasi Mineral Kritis



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×