Reporter: Francisca Bertha Vistika | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Lambatnya realisasi proyek setrum pemerintah tahun ini membuat penjualan kabel melambat. Kondisi ini diperparah dengan ikut melambatnya proyek swasta.
Catatan Asosiasi Pabrik Kabel Listrik Indonesia (APKABEL Indonesia) menyebut, transaksi penjualan kabel sepanjang triwulan I 2015 mengalami penurunan sebesar 10% ketimbang periode yang sama tahun lalu. Hanya Apkabel tidak memerinci total penjualan industri kabel sepanjang triwulan I 2015.
Ketua Umum APKABEL Noval Jamalullail memberikan gambaran, secara portofolio, pasar kabel utama alias yang terbesar di Indonesia adalah proyek pemerintah dan PLN. Persoalannya, hingga kuartal pertama tahun ini proyek PLN belum berjalan.
Lesunya penjualan kabel ini di luar dugaan pelaku industri kabel. Sebab, sebelumnya, mereka berharap banyak cuan yang bisa dihasilkan dari mega proyek pemerintah membangun pembangkit setrum 35.000 megawatt. "Jangankan kabel untuk proyek pembangkit 35.000 megawatt (MW). Tender rutin pemerintah saja belum maksimal," kata Noval kepada KONTAN, Senin (11/5).
Apkabel memperkirakan pada kuartal I-2015, pengadaan kabel listrik oleh PLN mencapai Rp 3,5 triliun. Angka ini, turun sekitar 10% ketimbang periode yang sama 2014.
Dari sisi volume, kebutuhan kabel PLN sepanjang kuartal I-2015 diperkirakan 44.000 ton untuk kabel aluminium, dan 10.000 ton kabel tembaga. PLN menggunakan kabel tersebut untuk membangun jaringan distribusi listrik hingga ke pelanggan akhir, baik industri maupun rumah tangga.
Karena penjualan lesu di awal tahun, Noval memperkirakan, sampai akhir tahun ini produksi maupun penjualan kabel cenderung stagnan. "Walaupun permintaan kabel naik di semester II, tetapi sepanjang tahun produksi kabel akan stagnan," jelas Noval.
Melemahnya penjualan kabel pada tiga bulan pertama tahun ini juga dirasakan oleh PT Voksel Indonesia Tbk Yogiawan, Deputy Director and Corporate Secretary PT Voksel Indonesia Tbk kepada KONTAN, Senin (11/5) menyebutkan, perusahaan ini mengalami tekanan penjualan sepanjang kuartal I-2015. "Penjualan kami turun 43%," kata Yogiawan tanpa menyebut besaran angka penjualan kabel Voksel.
Hanya saja, sebagai pembanding pada triwulan I 2014, penjualan Voksel mencapai Rp 605,32 miliar. Walaupun jualan kuartal I turun, Yogiawan masih tetap optimistis permintaan kabel naik semester II-2015.
Ia berharap, tender proyek pemerintah khususnya infrastruktur diharapkan sudah banyak yang bergulir.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News