kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sambungan kabel Luwuk-Tutuyan Telkom tuntas Juni


Senin, 04 Mei 2015 / 11:19 WIB
Sambungan kabel Luwuk-Tutuyan Telkom tuntas Juni
ILUSTRASI. Kenali Perbedaan Sampah Anorganik dan Organik, Cek Juga Jenis Sampah Lainnya. KONTAN/Fransiskus Simbolon


Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Hendra Gunawan

MAKASSAR. PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) terus berusaha meningkatkan layanan dengan memperluas jaringan pita lebar alias broadband hingga ke Indonesia Timur. Kali ini, Telkom membenamkan kabel di dasar laut yang menghubungkan kota Luwuk di Sulawesi Tengah hingga ke kota Tutuyan di Sulawesi Utara sepanjang 348 kilometer (km).

Kabel yang membentang di dasar laut tersebut akan ditambatkan di kedalaman 3.000 meter. Proyek kabel bawah laut ini merupakan bagian dari proyek pembangunan kabel optik Sulawesi–Maluku-Papua Cables Systems (SMPCS) tahap II.

Adapun proyek kabel optik bawah laut ini bertujuan untuk menyambungkan kabel optik ke seluruh wilayah Indonesia Timur.

Abdus Somad Arief, Direktur Network IT & Sollution PT Telekomunikasi Indonesia Tbk bilang, proyek kabel optik bawah laut ini merupakan kelanjutan dari proyek SMPCS tahap I. "Untuk proyek kabel bawah laut tahap II yang menghubungkan Luwuk ke Tutuyan ini kami target rampung pada Juni 2015," kata Abdus, kemarin (3/4).

Abdus menjelaskan, kabel optik bawah laut SMPCS tahap II ini sengaja ditaruh di kedalaman yang sulit dijangkau. Dengan begitu, keberadaan kabel nantinya lebih aman dari potensi kerusakan atau terganggu oleh arus lalu lintas laut, terutama tersangkut jangkar kapal.

Sejatinya, kabel yang berada di dalam laut justru lebih aman ketimbang kabel yang ditanam di daratan. Abdus memberi contoh, dalam periode setahun belakangan, dari 6.000 km kabel darat yang dimiliki Telkom, tingkat kerusakannya mencapai 100 kali.

Berbeda dengan kabel bawah laut. Dalam setahun, kerusakannya hanya tiga kali. Padahal panjang kabel bawah laut milik Telkom ini mencapai 14.000 km. Abdus menceritakan, kerugian Telkom akibat kerusakan kabel di daratan atau bawah laut ini mencapai Rp 200 miliar. "Sekitar 25% dari kerusakan yang terjadi mempengaruhi ke pelayanan kami," jelas Abdus.

Untuk membentangkan kabel bawah laut dari Luwuk ke Tutuyan, Telkom tak bekerja sendirian. Perusahaan pelat merah ini menggandeng perusahaan penyedia jasa konstruksi komunikasi yaitu PT Sarana Global Indonesia.

Perusahaan mitra ini bertugas menanam enam pasang kabel fiber mulai dari kawasan pantai Luwuk sampai ke kawasan pantai Tutuyan, kemudian disambungkan ke STO milik Telkom. Untuk jasa pemasangan kabel ini, Telkom mengeluarkan biaya senilai Rp 85 miliar.

Bersamaan dengan penanaman kabel bawah laut jalur Luwuk ke Tutuyan ini, Telkom juga akan menggarap pemasangan kabel optik di Fakfak, Timika dan Merauke. Proyek ini juga masuk dalam proyek SMPCS fase II. Telkom menargetkan, proyek kabel optik di Fakfak, Timika dan Merauke kelar bulan Oktober 2015.

Tahap pertama tuntas

Perlu diketahui, proyek SMPCS ini merupakan proyek lanjutan dari pembangunan Mega Proyek Palapa Ring. Proyek SMPCS ini dimulai tahun 2013 dengan target mewujudkan Indonesia Digital Network (IDN).

Adapun tahap pertama dari proyek ini atau SMPCS fase I telah berhasil menghubungkan Manado, Ternate, Ambon, Sorong dan Jayapura. "Hasilnya sudah terjadi kenaikan trafik nya sampai 3 kali–4 kali lipat di sana," kata Abdus.

Secara keseluruhan, proyek SMPCS ini mencakup proyek pemasangan kabel bawah laut sepanjang 5.444 km dan kabel darat sepanjang 655 km. Pembangunan kabel optik ini menggunakan teknologi Dense Wavelength Division Multiplexing (DWDM). Untuk merampungkan proyek ini, Telkom menganggarkan dana belanja modal tahun 2013 senilai Rp 3,6 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×