Reporter: Filemon Agung | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Toba Bara Sejahtera Tbk (TOBA) berhasil membukukan pendapatan US$ 525,52 juta pada tahun lalu dimana realisasi ini naik 19,8% year on year (yoy) dari pendapatan tahun 2018 yang sebesar US$ 438,44 juta.
Corporate Secretary TOBA Pingkan Ratna Melati menjelaskan, kenaikan pendapatan bersumber dari konstruksi dua proyek listrik miliknya.
Baca Juga: Kuota ekspor naik, penjualan konsentrat tembaga Amman Mineral belum terkendala corona
"Pendapatan ini berasal dari pengakuan pendapatan dari konstruksi proyek pembangkit tenaga listrik Sulbagut-1 dan Sulut-3 (berdasarkan perlakuan akuntansi PSAK 34 dan ISAK 16)," ujar Pingkan kepada Kontan.co.id, Jumat (3/4).
Pingkan melanjutkan, pengakuan pendapatan dari kedua proyek tersebut sepanjang tahun lalu mencapai US$ 210,4 juta. Jumlah ini melesat 432,2% dari pendapatan konstruksi tahun 2018 yang hanya senilai US$ 39,53 juta.
Di sisi lain, TOBA mengantongi Laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada entitas induk senilai US$ 26,54 juta. Realisasi ini turun 32,3% dari laba bersih tahun 2018 yang mencapai US$ 37,78 juta.
Selain itu, laba bruto tercatat sebesar US$ 91,69 juta atau turun sekitar 26,1% yoy dari realisasi tahun sebelumnya sebesar US$ 124,09 juta.
Baca Juga: Kantongi rekomendasi, kuota ekspor konsentrat Freeport dan Amman meningkat
Pingkan menjelaskan, penurunan laba dikarenakan kenaikan beban pokok pendapatan sebesar 38% menjadi US$ 433,8 juta di tahun 2019. "Ini disebabkan oleh kenaikan pembelian batubara untuk segmen perdagangan batubara dan biaya konstruksi proyek pembangkit listrik Sulbagut-1 dan Sulut-3 di tahun 2019," terang Pingkan.
Pingkan menambahkan, sepanjang 2019 lalu TOBA mengalokasikan biaya konstruksi sebesar US$ 171,3 juta.
Di sisi lain, penurunan volume batubara sebesar 14,3% menjadi 4,2 juta ton serta penurunan harga jual rata-rata alias Average Selling Price (ASP) sebesar 18,2% menjadi US$ 61,7 per ton turut menjadi penyebab penurunan raihan laba perusahaan.
Baca Juga: Produksi nikel tahun ini terancam tergerus akibat wabah virus corona
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News