kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.935   -60,00   -0,38%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Proyek pipa gas Cirebon-Semarang dan Kalija tahap 2 terancam batal


Selasa, 02 Oktober 2018 / 19:27 WIB
Proyek pipa gas Cirebon-Semarang dan Kalija tahap 2 terancam batal
ILUSTRASI. PGN Alirkan Gas ke 4000 Rumah di Cirebon


Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah belum juga menetapkan alokasi gas untuk dua proyek pipa gas yaitu proyek Cirebon-Semarang (Cisem) yang dikerjakan oleh Rekayasa Industri (Rekind) dan proyek Kalimantan-Jawa (Kalija) tahap 2 yang akan dikerjakan oleh Bakrie & Brothers Tbk (BNBR). Padahal kedua proyek tersebut sudah tidak berjalan lebih dari 10 tahun.

Anggota Komite Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas), Hari Pratoyo mengatakan proyek Cisem saat ini masih dalam kajian baik kajian terkait suplai gas maupun demand.

Kajian dilakukan kembali atas permintaan Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arcandra Tahar, karena demand untuk proyek pipa gas Cisem hanya sebesar 50 mmcfd.

Padahal sebelumnya BPH Migas menargetkan proyek ini sudah bisa groundbreaking pada Agustus 2018 lalu. "Memang rencananya pada bulan Agustus kemarin untuk di-groundbreaking-kan, tapi setelah diskusi dengan Pak Wamen, coba dikaji kembali untuk demand maupun supply," kata Hari, Selasa (2/10).

BPH Migas sendiri berharap kajian Rekind untuk proyek pipa gas bisa segera rampung pada tahun ini. Kajian tersebut nantinya akan jadi dasar berjalan atau tidaknya proyek Cisem tersebut.

"Nah makanya mau dikaji lagi apakah memang kalau udah ada infrastruktur, demand jalan otomatis, biasanya kan begitu. Kalau bikin jalan ton, baru perkembangan di sekitar jalan tol. Nah ini akan dikaji," imbuh Hari.

Hal serupa juga dilakukan oleh BNBR selaku pemegak hak proyek pipa gas Kalija. Menurut Hari, proyek Kalija tahap satu telah selesai dibangun oleh BNBR, tetapi proyek Kalija 2 belum juga dibangun karena ada kajian yang tidak sesuai antara suplai dan demand.

Pihak Bakrie & Brothers pun diminta untuk melakukan kajian kembali. Namun Bakrie & Brothers justru sudah memiliki rencana untuk mengubah proyek Kalija tahap 2 menjadi proyek pipa gas di Kalimantan Selatan (Kalsel) saja.

Namun menurut Hari, perubahan proyek tidak bisa dilakukan begitu saja karena ruas proyek pipa gas untuk Kalija sudah ditetapkan oleh pemerintah. "Jadi karena Bakrie memang betul pemenang lelang, tapi kan ruasnya sudah ditetapkan. Kalau di luar ruas tersebut ya tidak bisa, nanti yang lain protes dong," ujar Hari.

Selain itu, Hari juga mengaku BPH Migas belum mendapatkan proposal rencana pengembangan dari Bakrie & Brothers untuk membangun pipa gas di wilayah Kalimantan Selatan. "Nah ini belum diajukan prinsipnya ke BPH migas," katanya.

Dengan permasalah suplai-demand yang belum juga rampung, Hari belum bisa memastikan kelanjutan proyek Cisem dan Kalija Tahap Kedua yang telah "tertidur" selama lebih dari 10 tahun ini. Pasalnya kelanjutan proyek tersebut sangat tergantung pada keberani badan usaha dan pemerintah.

"Seperti Jokowi bikin tol, maju terus juga bisa. Sekarang tinggal ketergantungan keberanian badan usaha maupun pemerintah dalam memberikan kebijakan," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×