Reporter: Asnil Bambani Amri | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. Indonesia dan Israel tidak memiliki hubungan diplomatik. Namun, kerjasama ekonomi antara kedua negara ini sepertinya terjalin dengan apik.
Times of Israel melaporkan, salah satu perusahaan asal Israel, yakni Israel Ormat Technologies, pekan ini mengumumkan pembiayaan kepada konorsium pembangunan proyek pembangkit listrik Sarulla berkapasitas 320 megawatt di Tapanuli Utara senilai US$ 1,17 miliar.
Menurut media Israel itu, walaupun pembiayaan itu bukan pertama kalinya dilakukan oleh korporasi asal Israel, akan tetapi nilai pembiayaan kali ini bisa dibilang sebagai salah satu pembiayaan terbesar dari Israel untuk proyek di Indonesia.
Pembiayaan tersebut diharapkan selesai pada kuartal II tahun ini, dan proses konstruksi pembangkit diharapkan bisa kelar tahun 2016. Proyek energi Sarulla ditargetkan Ormat Technologies bisa beroperasi 18 bulan kemudian.
Masih menurut media Israel itu, kontrak pembangunan pabrik sudah diteken sejak tahun 2007 lalu. Dan Ormat akan memasok konverter energi senilai US$ 254 juta untuk proyek pembangkit itu.
"Listrik tersebut bisa diandalkan pasar Indonesia," kata Dita Bronicki, CEO Ormat Technologies seperti yang dikutip KONTAN dari Times of Israel.
Sekadar informasi saja, Ormat Technologies sudah menekuni bisnis pembangkit listrik panas bumi sejak 40 tahun lebih. Perusahaan ini memiliki 1.100 karyawan yang tersebar di Amerika Serikat dan 24 negara lainnya. Saham Ormat diperdagangkan di bursa efek New York dan juga bursa efek di Tel Aviv.
Sementara itu, proyek pembangkit Sarulla akan digarap oleh konsorsium yang diantaranya ada perusahaan nasional Medco. Selain itu, sejumlah perusahaan Jepang juga ikut berpatisipasi dalam proyek tersebut.
Selain dari Israel, proyek energi di Sumatera Utara itu juga berasal dari Japan Bank for International Cooperation (JIBC) dan Asian Development Bank (ADB).
Perlu diketahui, pasokan listrik dari pembangkit Sarulla nantinya akan dibeli oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN) dengan kontrak kerjasama selama 30 tahun.
Sampai berita ini diturunkan, KONTAN belum mengkofirmasi hal ini kepada pihak pihak konsorsium proyek dan pihak terkait lainnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News