Reporter: Dimas Andi | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Trinitan Metals & Minerals Tbk (PURE) baru saja melaksanakan peletakan batu pertama atau ground breaking proyek smelter nikel di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Palu. Proses pembangunan smelter ini diperkirakan memakan waktu kurang lebih selama satu tahun hingga tahun 2021 mendatang.
Sekadar catatan, usai proses ground breaking, PURE akan melakukan land clearing yang dilanjutkan dengan pemindahan alat-alat yang berada di Polewali Mandar menuju KEK Palu.
Secara paralel, PURE melakukan studi kelayakan dengan dua perusahaan asal Jepang yang prosesnya akan rampung di bulan Maret 2021. Setelah itu, perusahaan tersebut akan melakukan Detailed Engineer Design (DED).
PURE juga akan memindahkan pilot plant teknologi Hidrometalurgi Step Temperature Acid Leach (STAL) dari kawasan Cileungsi, Jawa Barat menuju KEK Palu. Kemudian, aktivitas dilanjutkan dengan pembangunan beberapa mini plant di mulut tambang yang hasilnya berupa konsentrat dan akan diproses lebih lanjut di fasilitas main plant di KEK Palu dengan kapasitas hingga 5.000 ton nikel murni.
Direktur Trinitan Metals & Minerals Widodo Sucipto mengatakan, lantaran proyek smelter yang digarap PURE berteknologi STAL, maka biaya investasi yang dibutuhkan cenderung lebih murah dibandingkan smelter berteknologi High Pressure Acid Leach (HPAL) yang lazim di Indonesia.
Baca Juga: Trinitan Metals and Minerals (PURE) mulai pembangunan smelter nikel di KEK Palu
Dia menjelaskan, pembangunan smelter HPAL diperkirakan memakan biaya investasi minimal sekitar US$ 1 miliar—US$ 2 miliar. Sedangkan proyek smelter nikel di KEK Palu yang menggunakan teknologi STAL hanya akan menelan biaya investasi sekitar 70%--80% dibandingkan dengan investasi di smelter HPAL.
PURE sendiri bekerja sama dengan PT Bangun Palu Sulawesi Tengah (BPST) untuk menggarap proyek smelter tersebut. “BPST turut berkontribusi dengan menyediakan lahan seluas 200 hektar di KEK Palu beserta peralatan untuk pembangunan smelter,” ungkap Widodo, Kamis (29/10).
Dia pun berharap, perkiraan proses pembangunan smelter nikel di KEK Palu selama satu tahun benar-benar akurat. Jika tak ada aral melintang, proyek smelter ini bisa rampung pada tahun depan.
Widodo juga yakin smelter nikel di KEK Palu akan memberi dampak positif bagi perkembangan kinerja bisnis PURE di masa-masa mendatang. Ini mengingat teknologi hidrometalurgi STAL pada smelter nikel di KEK Palu membuat investasinya menjadi lebih efisien tanpa harus mengorbankan kualitas.
Nantinya, smelter ini dapat menghasilkan produk nikel 99,96% atau setara LME Grade serta produk nikel sulfat (NiSO4) dan kobalt sulfat (CoSO4). “Produk ini dapat digunakan oleh para produsen baterai lithium ion,” tandas dia.
Selanjutnya: Trinitan Metals & Minerals (PURE) sambut baik wacana investasi Tesla di Indonesia
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News