Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Total Bangun Persada Tbk (TOTL) merevisi turun target kinerjanya tahun ini. Pasalnya, ada pekerjaan beberapa proyek yang sedang ditangani mengalami kendala perizinan.
Semula TOTL menargetkan pendapatan Rp 3,1 triliun dan laba bersih Rp 210 miliar tahun 2018 ini. Namun, dengan kendala-kendala itu maka pekerjaan proyek yang harusnya sudah dibukukan ke dalam pendapatan tahun ini akan mundur.
Mahmilan SW, Sekretaris Perusahaan TOTL mengatakan, ada tiga proyek yang eksekusinya terkendala karena belum mendapatkan perizinan. "Ketiga proyek yang eksekusinya mundur itu ada di wilayah Slipi Jakarta, satu proyek di daerah Tendean, dan satu lagi proyek join operation," kata Mahmilan di Jakarta, Rabu (29/8).
Sementara untuk target kontrak baru, TOTL masih optimistis bisa mencapai Rp 4 triliun hingga akhir tahun. Sampai akhir Agustus 2018 ini, TOTL sudah mendapatkan kontrak anyar Rp 2,6 triliun atau 65% dari target. Proyek terakhir yang didapatkan antara lain proyek Trans Icon di Surabaya, proyek interior Sequis Tower di Jakarta, dan Gedung Binus di Malang.
Total Bangun Persada masih yakin bisa mencapai target karena saat ini masih mengikuti beberapa tender proyek gedung-gedung premiun dengan nilai sekitar Rp 9,6 triliun. Proyek ini didominasi oleh sektor swasta.
Ke depan, TOTL masih akan fokus menggarap proyek-proyek gedung vertikal dengan konsentrasi di segmen premium. Perusahaan ini belum berencana masuk ke sektor infrastruktur karena keahlian mereka hanya ada di sektor gedung. " Tahun depan, kami masih fokus di gedung," ujar Mahmilan.
Pada tahun 2019, TOTL menargetkan kontrak baru Rp 4 triliun atau sama dengan target tahun ini. Perusahaan konstruksi ini tidak ingin terlalu agresif mengingat tahun depan merupakan tahun politik dimana sejumlah pengembang masih akan menahan diri untuk memulai pembangunan proyek-proyek baru.
Soal kinerja, TOTL menargetkan pendapatan Rp 3,1 triliun dan laba bersih RRp 245 miliar di tahun depan. Untuk mendukung pengembangan bisnisnya, perusahaan ini akan mengalokasikan belaja modal (capex) sebesar Rp 30 miliar di tahun 2019 yang akan digunakan untuk pembelian peralatan proyek, peralatan IT, peralatan software dan lain-lain.
Total Bangun Persada masih memfokuskan diri untuk bermain di bisnis konstruksi. Meskipun mereka sudah memiliki lahan di BSD Tangerang Selatan, Mahmilan bilang, pihaknya belum ingin masuk untuk pengembangan properti karena industrinya masih lesu. "Bisnis properti masih lesu. Jadi kami belum mau masuk ke sana walaupun sebetulnya kami sudah punya anak usaha di bisnis properti," kata Mahmilan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News