kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45906,29   2,96   0.33%
  • EMAS1.310.000 -0,23%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

PT DI diminta kembangkan pesawat antarpulau


Senin, 12 Januari 2015 / 21:32 WIB
PT DI diminta kembangkan pesawat antarpulau
ILUSTRASI. Dana Asing Serbu Pasar Saham pada Akhir Juli 2023, Ini Saham Pilihan Analis


Sumber: Antara | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Presiden Joko Widodo inign PT Dirgantara Indonesia (DI) fokus pada pembangunan transportasi udara antarpulau sesuai dengan karakteristik negara "archipelago" atau kepulauan. Pesawat jenis ini biasanya hanya memiliki kapasitas puluhan orang.

"Menurut saya, produk yang baik untuk negara kita adalah pesawat untuk angkutan 30-60 orang," kata Presiden Joko Widodo saat meninjau PT DI di Lembang, Jawa Barat, Senin malam (12/1).

Presiden Jokowi menegaskan, Indonesia memerlukan produk kebanggaan yang menunjukkan keunggulan suatu negara. Namun, ujar dia, PT DI juga perlu untuk mengetahui akan dibawa ke mana dan produk apa yang seharusnya dikerjakan serta ada fokusnya.

"Sehingga konsistensi itulah yg diperlukan, jangan gonta-ganti acara. Saya ingin membuat sebuah 'planning' atau perencanaan 50-100 tahun yang akan datang," katanya.

Jokowi berpendapat, fokus untuk pasar dalam negeri sebaiknya pesawat berkapasitas 30-60 orang terutama untuk dapat mengangkut penumpang dari pulau ke pulau, termasuk dengan bandara yang memiliki runway atau landasan pendek.

Sebelum ke PT DI, Presiden Joko Widodo juga meninjau Pindad dan menginginkan adanya peningkatan produksi dan pemasaran Pindad dengan cara memperluas persentase untuk penjualan persenjataan di sektor komersialisasi di luar pasokan terhadap pelanggan tradisional seperti TNI/Polri.

"Menurut saya di sini yang perlu dorongan agar kapasitas produksinya berlipat. Itu juga bergantung ke marketing," kata Presiden Joko Widodo saat meninjau PT Pindad di Bandung, Senin siang.

Dengan demikian, ujar Presiden, maka pemasaran dan penjualan juga diminta jangan hanya bergantung kpd TNI/Polri.

Berdasarkan data yang dimilikinya, Jokowi mengungkapkan, 95% produksi Pindad masih untuk kebutuhan dalam negeri, dan hanya 5% untuk ekspor. Sedangkan dari produksi untuk kebutuhan dalam negeri tersebut, baru sekitar 20% atau seperlima yang masuk ke pasar komersial. "Artinya masih banyak peluang," katanya. (Muhammad Razi Rahman)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×