kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

PT Dirgantara Indonesia ekspor pesawat CN 235-220 ke Nepal


Rabu, 30 Oktober 2019 / 12:31 WIB
PT Dirgantara Indonesia ekspor pesawat CN 235-220 ke Nepal
PT Dirgantara Indonesia (PTDI) lakukan flight ferry pesawat CN235-220 pesanan Militer Nepal, Rabu (30/10) di Hanggar PTDI, Bandung.


Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Dirgantara Indonesia (PTDI), pada Rabu (30/1) melakukan pengiriman pesawat (ferry flight) CN 235-220 military transport pesanan Angkatan Darat Nepal. Ini merupakan realisasi kontrak kedua pihak yang disepakati pada Juni 2017 lalu senilai US$ 30,5 juta.

Pengiriman pesawat akan dipimpin oleh Capt Esther Gayatri Saleh sebagai Chief of The Mission, Dan dibantu Co. Pilot Capt. Ervan Gustanto. Keduanya akan menerbangkan CN235-220 dari Bandara Husein Sastranegara, Bandung menuju Medan, kemudian ke Yangon, Myanmar, selanjutnya menuju Dhaka, Bangladesh, hingga akhirnya sampai Kathamandu, Nepal pada 2 November 2019.

"Pesawat CN235-220, merupakan pesawat multiguna dengan daya angkut sebanyak 48 penumpang yang dapat digunakan untuk beberapa misi, mulai dari pengintaian, patroli maritim dan angkutan pasukan bersenjata," kata Direktur Utama PTDI Elfien Goentoro saat seremoni ferry flight di Hanggar PTDI, Bandung.

Selain untuk misi militer,E lfien bilang CN235-220 juga dapat digunakan untuk sejumlah fungsi lainnya seperti kargo, transportasi, hingga pesawat kepresidenan. Korea misalnya, menggunakan CN235-220 sebagai pesawat VIP Wakil Presidennya.

Hingga saat ini, Elfien menambahkan telah memproduksi 68 unit CN235 untuk kebutuhan domestik, maupun ekspor ke sejumlah negara di Asia Pasifik, Timur Tengah, hingga Afrika.

"Saat ini kami juga sedang mengerjakan dua unit CN235, satu pesanan dari Senegal, dan satu untuk TNI-AL. Keduanya ditargetkan untuk bisa dikirim pada akhir 2020 mendatang," lanjut Elfien.

Sementara untuk produksi CN235-220 untuk Nepal, PTDI dapat fasilitas pembiayaan modal kerja dari Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) senilai Rp 207 miliar. Nilai tersebut merupakan bagian skema penugasan khusus ekspor dari pemerintah ke LPEI dengan nilai plafon hingga Rp 400 miliar.

Ini sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan (KMK) Nomor 512/KMK.08/2018 tentang Perubahan Atas Keputusan Menteri Keuangan Nomor 649/KMK.08/2017 Tentang Penugasan Khusus Kepada Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia Untuk Menyediakan Pembiayaan Ekspor Pesawat Udara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×