kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

PT Garam targetkan produksi naik 80,41% di tahun ini


Selasa, 23 Januari 2018 / 11:15 WIB
PT Garam targetkan produksi naik 80,41% di tahun ini


Reporter: Abdul Basith, Noverius Laoli | Editor: Rizki Caturini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Garam Persero, perusahaan negara yang berbisnis garam, menargetkan peningkatan produksi sebesar 80,41% tahun ini. Jika pada tahun lalu, perusahaan ini hanya berhasil merealisasikan produksi garam sebesar 194.300 ton, target produksi tahun ini sebesar 350.000 ton.

Target peningkatan produksi garam yang sangat tinggi ditetapkan seiring dengan optimisme kondisi cuaca yang lebih baik dibandingkan tahun lalu. Hartono, Direktur Operasional PT Garam mengatakan, kenaikan target produksi juga disebabkan karena ladang penggaraman milik perusahaan yang semakin luas. "Ini juga didasarkan pada upaya kami menambah lahan tambak," ujarnya, Senin, (22/1).

Hartono menjelaskan, lahan tambak PT Garam yang akan diperluas berada di Nusa Tenggara Timur (NTT). Daerah ini dipilih karena memiliki musim panas yang lebih panjang yakni mencapai 10 bulan dibandingkan daerah lain di Indonesia. Perluasan lahan penggaraman di NTT tersebut termasuk dalam target perluasan seluas 20.000 hektare (ha). "Dari jumlah itu yang baru bisa dikelola hanya seluas 300 ha," ujarnya.

Untuk meningkatkan produksi dan pengelolaan, Hartono bilang, pihaknya akan meningkatkan teknologi pengolah garam. Peningkatan teknologi penggaraman dilakukan dengan kerja sama PT Garam dengan perusahaan asal Korea dan China.

Ia optimistis bila kerja sama ini berhasil, maka teknologi yang sedang disiapkan dapat meningkatkan produksi PT Garam secara signifikan dan menaikkan kualitas garam yang diolah. Dengan begitu maka garam yang dibutuhkan industri bisa diproduksi dalam negeri. Pada akhirnya impor garam juga akan menurun.

Selama ini rata-rata impor garam Indonesia mencapai 2,1 juta sampai 2,5 juta ton per tahun. Hartono optimistis bila teknologi penggaraman itu berhasil dan produksi PT Garam, maka impor garam industri bisa ditekan tinggal 1,7 juta ton per tahun.

Optimisme PT Garam tidak sinkron dengan langkah pemerintah yang memutuskan mengimpor 3,7 juta ton garam untuk kebutuhan industri pada tahun ini. Keputusan yang didasarkan pada rekomendasi Kementerian Perindustrian ini menuai kontroversi setelah Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengaku keberatan.

Direktur Jenderal Pengelolaan Ruang Laut (Dirjen PRL) KKP Brahmantya Satyamurti Poerwadi mengatakan, berdasarkan rekomendasi KKP kuota impor garam industri hanya 2,1 juta ton.

Rekomendasi tersebut berasal dari kebutuhan garam tahun ini yang mencapai sebesar 3,9 juta ton. "Perkiraan produksi 1,5 juta ton dan stok sisa 340.000 ton sehingga kekurangan sebesar 2,1 juta ton," terang Brahmantya.

Menurutnya target produksi 1,5 juta ton bukan hal yang berlebihan untuk dicapai. Hal itu melihat ramalan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) yang memprediksi penambahan panas satu bulan pada tahun ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×