kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.866.000   -20.000   -1,06%
  • USD/IDR 16.554   -1,00   -0,01%
  • IDX 7.059   79,06   1,13%
  • KOMPAS100 1.024   12,18   1,20%
  • LQ45 798   11,34   1,44%
  • ISSI 222   1,58   0,72%
  • IDX30 416   6,84   1,67%
  • IDXHIDIV20 491   8,63   1,79%
  • IDX80 115   1,37   1,20%
  • IDXV30 117   0,85   0,73%
  • IDXQ30 136   2,16   1,62%

PTBA dan China Garap Proyek Rp 44 T


Jumat, 26 Maret 2010 / 10:34 WIB
PTBA dan China Garap Proyek Rp 44 T


Sumber: Kontan | Editor: Test Test

JAKARTA. Proyek angkutan kereta api dan pelabuhan batubara di Sumatera Selatan akhirnya jalan. PT Bukit Asam Transpacific Railway (BATR), resmi menggandeng China Railway Group Limited untuk pembangunan proyek senilai US$ 4,8 miliar atau sekitar
Rp 44 triliun itu.

Keduanya telah meneken kesepakatan kontrak engineering, procurement, and construction (EPC) serta operator and maintenance (O&M), Selasa (23/3) lalu di Beijing, China. Proyek dengan panjang jalur sekitar 307 kilometer itu memiliki kapasitas angkut 27 juta ton per tahun.

Catatan saja, BATR merupakan perusahaan patungan antara PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk dengan porsi kepemilikan sebesar 10%, PT Transpacific Railway Infrastructure dengan porsi kepemilikan sebesar 80%, dan China Railway Engineering Corporation dengan porsi kepemilikan sebesar 10%.

Sekretaris Perusahaan Tambang Batubara Bukit Asam Achmad Sudarto mengatakan, batubara yang diangkut dalam proyek pembangunan angkutan kereta api dan pelabuhan batu bara itu berasal dari tambang Banko Tengah, Tanjung Enim, Sumatera Selatan hingga Srengsem, Lampung.

"Proyek ini, Oktober 2009 telah mendapat persetujuan prinsip pembangunan perkeretaapian khusus dari Menteri Perhubungan," kata Achmad, dalam rilisnya, (25/3).

Menurut dia, nilai kontrak untuk EPC sebesar US$ 1,3 miliar atau sekitar Rp 12 triliun. Jangka waktu pengerjaan nya empat tahun. China Railway akan membangun jalur kereta dan memberi jaminan pengangkutan batubara Bukit Asam sebanyak 25 juta ton per tahun.

"Sedang nilai kontrak untuk O&M disepakati US$ 3,5 miliar (sekitar Rp 32 triliun) berjangka waktu 20 tahun," tutur Achmad. Sehingga, nilai total proyek sekitar US$ 4,8 miliar, atau sekitar Rp 44 triliun.

Dalam pernyataan resminya kepada Shanghai Stock Exchange, Kamis (25/3), China Railway menyatakan akan bertanggung jawab menggarap keseluruhan proyek, mulai dari desain, konstruksi, sampai perawatan jalur kereta. Mereka mengklaim proyek tak akan berdampak ke pendapatan mereka tahun ini.

Anehnya, Sekretaris Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Nugroho Indrio mengaku belum tahu rencana China Railway membangun jaringan kereta di Sumatera Selatan itu. "Tapi kami dukung tiap rencana keterlibatan swasta dalam proyek pengembangan kereta api di Indonesia," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Thrive

[X]
×