Reporter: Gentur Putro Jati | Editor: Test Test
JAKARTA. Pelaksana proyek pembangunan angkutan kereta api batu bara Tanjung Enim dari SUmatera Selatan menuju Lampung kini tengah sibuk. Sebab, mereka harus mengkaji kembali nilai investasi proyek tersebut seiring kenaikan harga bahan baku bangunan dan faktor lainnya.
Presiden Direktur PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk (PTBA) Sukrisno mengaku pihaknya memang tengah mengevaluasi proyek pembangunan angkutan kereta api batubara Tanjung Enim dari Sumatera Selatan menuju Lampung. "Kami review lagi karena FS proyek itukan dibuat 2006 yang lalu. Sekarang 2010 baru mau diimplementasikan, dan kemungkinan ada kenaikan nilai proyeknya karena harga baja berubah dan nilai tukar Yuan terhadap Rupiah juga berubah," kata Sukrisno, Kamis (18/2).
Sukrisno mengaku belum tahu berapa kenaikan nilai proyek tersebut, dari sebelumnya US$ 1,08 miliar. Karena tim dari PTBA dan Trans Pacific China Railway Engineering sudah seminggu ini membahas review tersebut. "Minggu depan tim kami akan ke China lagi untuk negosiasi. Mudah-mudahan tidak lama lagi akan selesai sehingga bisa teken kontrak dan ground breaking," jelasnya.
Sukrisno berharap berapapun kenaikan nilai proyek tersebut masih dalam batas kewajaran. Sehingga PTBA tidak perlu repot mencari pendanaan dari yang sudah tersedia sekarang. Sebelumnya, Sukrisno bilang proyek pembangunan angkutan batubara di Tanjung Enim akan dimulai November 2009 atau paling lambat awal 2010.
Proyek rel sepanjang 307 kilometer yang menghubungkan lokasi stockpile tambang dengan pelabuhan tersebut diharapkan selesai pada 2012 sehingga bisa beroperasi awal 2013. PTBA sendiri sedang dalam proses membebaskan lahan yang akan dilalui kereta dengan kapasitas angkut 20 juta ton per tahun itu. Sebesar 70% dana proyek berasal dari pinjaman Bank of China (BOC) dan sisanya dari kas perusahaan serta pinjaman dalam negeri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News