Reporter: Tane Hadiyantono | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Perkebunan Nusantara III yang menjadi Holding untuk pengelolaan, pengolahan dan pemasaran hasil perkebunan menargetkan produksi besar tahun 2018. Adapun komoditas minyak kelapa sawit (CPO) masih mendominasi produksi perusahaan plat merah tersebut.
Direktur Utama Holding Perjebunan Nusantara PTPN III Dolly P. Pulungan menyatakan produksi perkebunannya bakal positif dengan rincian produksi CPO naik menjadi 2,7 juta ton dari tahun lalu 2,3 juta ton. Produksi gula naik 100.000 ton menjadi 800.000 ton.
Karet ditargetkan capai 115.000 ton, teh sebanyak 20.000-30.000 ton dan untuk komoditas lainnya bakal naik dengan rata-rata 5.000 ton.
"Target revenue di Rp 40 triliun di tahun 2018 dan target net income Rp 2,5 triliun," jelas Dolly saat menghadiri rapat kunjungan kerja Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Ranca Bali, Ciwidey Sabtu, (26/5).
Menurutnya, berkat tema Kementerian BUMN yang mengarah pada satu visi, satu negara dan satu keluarga, telah dilakukan sinergi internal dalam PTPN di mana terjadi perputaran General Manager dalam perusahaan tersebut untuk meningkatkan pengalaman dan kinerja perseroan perkebunan negara.
Tak hanya itu, sebagai holding BUMN Perkebunan, PTPN III juga memiliki keluwesan untuk mengucurkan dana bantuan bagi unit PTPN yang bermasalah.
Asal tahu, anggaran belanja modal unit holding ini adalah Rp 16 triliun yang bakal digunakan untuk produksi perkebunan dan pembangunan sejumlah pabrik baru untuk sektor gula, karet dan minyak.
Adapun salah satu rencana kerjanya tahun ini adalah merealisasikan pabrik minyak goreng di Sei Mangkei yang ia targetkan Juni ini bisa beroperasi dan menghasilkan hingga 500.000 ton minyak goreng.
"Kemudian tahun depan gas bumi Sei Mangkei akan produksi juga, dan kita juga akan produksi olein di sana," jelas Dolly.
Ia melanjutkan, dengan masuknya Holding BUMN Perkebunan ke ranah downstream minyak goreng, maka upaya pemerintah untuk mengendalikan harga komoditas dan memastikan ketersediaan stok bakal semakin mudah.
Apalagi mengingat potensi ekspornya yang besar, Dolly mengakui memang sudah saatnya BUMN Perkebunan mulai melirik pengembangan sisi downstream pada semua lini komoditas perkebunan.
Menanggapi rencana kerja Holding perkebunan negara tersebut, Menteri BUMN Rini Soemarno menyatakan bakal terus mengawasi kinerjanya, apalagi mengingat catatan PTPN terdahulu seok sejak 2015 di mana mencatat rugi tahun berjalan Rp 1,08 triliun dan tahun 2016 rugi tahun berjalan Rp 1,38 triliun.
Baru pada 2017 PTPN III Holding berhasil meraih laba Rp 1,2 triliun. "PTPN sebelum akhir 2014 banyak masalah, sekarang sudah baik," kata Rini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News