Reporter: Abdul Basith | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Perkebunan Nusantara (PTPN) III Holding Perkebunan mulai menjajaki industri hilir. Hal tersebut dilakukan dengan mendirikan pabrik pengolahan minyak goreng.
"Saat ini PTPN juga masuk ke industri hilir setelah memiliki bahan baku sektor hulu," ujar Sekretaris Perusahaan PTPN III Holding Perkebunan Nusantara, Furqan Tanzala kepada Kontan.co.id, Senin (4/12).
Pabrik pengolahan minyak goreng tersebut saat ini masih dalam tahap pembangunan. Berlokasi di Sumatera Utara, pabrik tersebut nantinya akan menyerap kelapa sawit hasil dari PTPN. Pabrik tersebut diperkirakan akan berfungsi pada akhir tahun 2018.
Estimasi produksi Crude Palm Oil (CPO) milik PTPN hingga Desember 2017 sebesar 1,97 juta ton. Sementara untuk Tandan Buah Segar (TBS) sebesar 8,91 juta ton.
Furqan bilang kapasitas yang disiapkan dalam pabrik tersebut sebesar 600.000 ton per tahun. Minyak goreng tersebut nantinya akan dijual terutama untuk memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri.
Hasil produksinya pun nantinya akan berupa minyak goreng kemasan sederhana. "Nantinya kita utamakan pasar domestik dengan produksi kemasan sederhana," terang Furqan.
Sebelumnya pun pemerintah menekankan produsen minyak goreng untuk memproduksi minyak goreng kemasan sederhana.
Hal tersebut dianggap lebih steril. Kementerian Perdagangan (Kemdag) telah menetapkan kewajiban pasok domestik atau domestic market obligation (DMO) bagi produsen minyak goreng sebesar 20% untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.
Selain kemasan pemerintah juga mengatur harga minyak goreng kemasan sederhana. Guna dapat menjangkau masyarakat, pemerintah mematok harga minyak goreng kemasan sederhana dengan Harga Eceran Tertinggi (HET). HET minyak goreng kemasan sederhana dipatok seharga Rp 11.000 per liter.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News