Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Holding Perkebunan Nusantara III Persero (PTPN III) berupaya mendorong para petani yang menjadi mitra binaanya untuk bisa meningkatkan pendapatan. Caranya dengan membantu para petani untuk mendapatkan sertifikasi kelapa sawit berkelanjutan.
Melalui anak usahanya PT Perkebunan Nusantara V (PTPN V) yang berlokasi di Bumi Lancang Kuning, Riau, Holding ini membantu ratusan petani mitra untuk mendapatkan sertifikasi Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) serta Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO).
"Kami menargetkan tahun ini petani mitra mulai mengantongi RSPO dan ISPO. Dengan begitu, mitra PTPN V akan mendapatkan harga premium dan meningkatkan pendapatan mereka," kata Direktur Utama PTPN V, Jatmiko Santosa dalam keterangannya, Selasa (14/6).
Baca Juga: Pemerintah Diminta Lakukan Audit dari Hulu ke Hilir Perusahaan Sawit
Tahap perdana, terdapat tiga KUD yang berlokasi di Kabupaten Rokan Hulu yang mengikuti program sertifikasi ISPO dan RSPO. Ketiganya adalah KUD Karya Mukti dengan lahan seluas 874 hektare, Dayo Mukti di lahan seluas 706 hektare, dan KUD Tani Sejahtera dengan lahan seluas 856 hektare.
Ketiga KUD yang telah memasuki penanaman generasi kedua dengan usia tanaman sembilan tahun dan masuk dalam kategori tanaman produktif dengan produktivitas mencapai 27 ton tersebut akan menjadi mitra binaan perdana PTPN V yang melaksanakan sertifikasi ISPO dan RSPO.
Secara bertahap, program serupa akan dilaksanakan secara berkelanjutan di seluruh KUD mitra binaan PTPN V dengan total luas lahan mencapai 56.000 Ha. "Total luas lahan petani mitra yang menjalani sertifikasi RSPO dan ISPO perdana tahun ini mencapai 2.436 Ha. Secara bertahap, kita akan mendorong seluruh mitra binaan PTPN V menerapkan budidaya berkelanjutan dan lestari berstandar RSPO dan ISPO,"ujarnya.
Sejak tahun lalu, PTPN V terus mendampingi para petani memenuhi beragam kriteria yang dibutuhkan untuk memperoleh sertifikasi tersebut. Mulai dari pelatihan manajemen kepengurusan koperasi, identifikasi bahaya dan resiko di tempat kerja, penanggulangan huru-hara, pencegahan kebakaran lahan, hingga perumusan perhitungan gas rumah kaca.
Seiring dengan akselerasi standarisasi ISPO-RSPO, PTPN V juga terus mendorong peningkatan pendapatan dan kesejahteraan para petani dengan mendongkrak produktivitas melalui peremajaan sawit.
Baca Juga: Pemerintah Dorong Petani Sawit Bangun Rantai Pasok CPO untuk Produksi Minyak Goreng
Saat ini, PTPN V tercatat menjadi satu-satunya perusahaan milik negara yang berani menjamin produktivitas para petani mitra yang melaksanakan program peremajaan sawit rakyat (PSR) di atas rerata produktivitas nasional dengan menerapkan pola manajemen tunggal.
Kendati demikian, dalam pengelolaan kebun sawit, terutama pada proses peremajaan sawit, mulai penebangan sawit renta, pembersihan lahan, penanaman bibit sawit, pemeliharaan hingga panen, tetap melibatkan para petani.
Secara garis besar, sistem tersebut melibatkan petani sejak awal, mulai dari pembersihan lahan, penanaman, perawatan, panen hingga pengolahan. Dengan begitu, petani menjadi lebih mandiri secara pendapatan dan memperoleh tambahan skill (transfer knowledge).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News