Reporter: Maria Elga Ratri | Editor: Fitri Arifenie
JAKARTA. Krisis daging sapi yang membuat harga melambung di atas Rp 100.000 per kilogram membuat sejumlah perusahaan plat merah berbondong-bondong menyatakan minatnya berbisnis peternakan sapi. Setelah PT Berdikari, PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) dan PT Pupuk Indonesia, giliran PT Perkebunan Nusantara (PTPN) VI dan VIII yang kini akan menggeluti bisnis sapi.
Iskandar Sulaiman, Direktur Utama PTPN VI mengatakan, saat ini, pihaknya sudah memelihara sekitar 2.000 ekor sapi. Kini, PTPN VI sedang menyiapkan peternakan sapi sebagai unit bisnis baru.
Untuk mengembangkan unit usaha itu, PTPPN VI akan memanfaatkan areal lahan seluas 100.000 hektare (ha) yang dimilikinya. Kemudian, PTPN VI juga akan membangun kandang. "Kapasitas kandang (untuk) 2.000 sampai 4.000 ekor sapi," kata Iskandar kepada Kontan baru-baru ini.
Kemudian, PTPN VI juga akan melakukan investasi di bidang pembibitan sapi. Namun, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bisnis utamanya bidang perkebunan ini belum akan mengimpor sapi betina produktif. "Kalaupun impor, kami akan menumpang BUMN lain yang juga akan impor," papar Iskandar.
Sementara Yayat Adisaputra, Manajer Aneka Usaha PTPN VIII mengatakan, PTPN VIII juga sudah merintis bisnis peternakan sapi di kebun Bojong Datar, Banten. Saat ini, Yayat bilang PTPN VIII sudah memiliki 200 ekor sapi.
PTPN VI membeli ratusan ekor sapi dari PT Berdikari seharga Rp 32.000 per kilogram (kg) bobot hidup. Setelah tiga bulan penggemukan, PTPN VIII berharap bisa menjual di harga Rp 40.000 per kg bobot hidup.
PTPN VIII akan terus menambah jumlah sapinya secara bertahap disesuaikan dengan kandang yang dimiliknya. BUMN teh ini berencana menambah kapasitas kandang hingga 1.500 ekor sapi.
"Ke depan kita juga harus membina peternak. Kalau sudah pengalaman dengan yang 200 ekor itu, kami akan libatkan peternak sekitar perkebunan," ungkapnya. Saat ini, setidaknya ada 1.200 ekor sapi milik petani yang digembalakan di sekitar perkebunan yang berlokasi di Jabar itu.
Rusman Heriawan, Wakil Menteri Pertanian mengatakan jika BUMN ingin serius di peternakan sapi sejatinya bisa membentuk sinergi peternakan sapi baik di bidang pembibitan maupun penggemukan. "Soalnya, kalau semua ikutan breeding konsentrasi akan terpecah," kata Rusman mengingatkan niat perusahaan pelat merah itu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News