kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

PTT EP masih ikut konsorsium East Natuna


Kamis, 11 Mei 2017 / 21:00 WIB
PTT EP masih ikut konsorsium East Natuna


Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. PTT Exploration and Production PCL (PTTEP) telah menyatakan untuk menangguhkan rencana investasinya di Indonesia pasca pemerintah Indonesia mengajukan tuntutan US$ 2 miliar ke perusahaan energi tersebut. PTT EP dianggap mencemari lingkungan Indonesia karena tumpahan minyak dari kilang PTT EP delapan tahun lalu.

Namun penangguhan rencana investasi tersebut ternyata tidak berdampak pada proyek PTT EP di blok East Natuna. Direktur Hulu Pertamina, Syamsu Alam bilang pihaknya belum mengetahui adanya rencana penangguhan investasi PTT EP di Indonesia.

Pertamina sebagai pemimpin konsorsium proyek East Natuna bahkan menyatakan PTT EP masih ikut serta dakam proyek tersebut. "Saya malah belum dengar kalau PTT EP menangguhkan investasinya di Indonesia. Sampai dengan saat ini masih (konsorsium),"jelasnya ke KONTAN pada Kamis (11/5).

Sementara itu, pemerintah Indonesia juga belum mengetahui penangguhan rencana investasi PTT EP.

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM, IGN Wiratmaja Puja mengatakan pemerintah belum mendapatkan pemberitahuan formal terkait rencana perusahaan asal Thailand itu keluar dari proyek East Natuna. "Kita lihat ya setelah ada pemberitahuan formal,"ujar Wiratmaja.

PTT EP bersama Exxonmobil memang merupakan mitra konsorsium Pertamina di blok East Natuna. Hingga saat ini, pembagian participating interest di blok tersebut belum diputuskan lantara production sharing contract alias kontrak bagi hasil belum juga ditandatangani.

Pertamina bersama mitra konsorsium pun saat ini masih dalam tahap menyelesaikan technology and market review (TMR) agar bisa segera menandatangani kontrak PSC pada 2018 lalu. Maklum saja, konsorsium East Natuna telah sepakat untuk menandatangani kontrak setelah TMR selesai.

TMR pun ditargetkan selesai pada 2018 mendatang. Dengan TMR tersebut akan dilihat keekonomian proyek East Natuna. Blok East Natuna memiliki cadangan gas hingga 46 triliun kaki kubik (TCF) namun juga mengandung CO2 yang tinggi hingga mencapai 72%.

Di sisi lain, PTT EP sejatinya masih berkomitmen untuk berinvestasi hingga US$ 4 miliar. Dana investasi tersebutbakan digunakan untuk meningkatkan kepemilikan lapangan energi di Asia Tenggara.

Dikutip dari Reuters, PTT EP masih memiliki aset di Indonesia yaitu proyek Natuna Sea A. Proyek tersebut masih menyumbang 1% dari total penjualan PTT EP.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×