Reporter: Harry Muthahhari | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejak Juni 2016, PT Steady Safe Tbk tidak memperoleh pendapatan apa pun. Saat itu kontrak perusahaan konsorsium Steady Safe dengan perusahaan bus lain sebagai operator Transjakarta di Jakarta telah selesai.
Sekadar tahu, saat itu Steady Safe tergabung dalam tiga konsorsium untuk operator Transjakarta di bawah perusahaan bernama PT Jakarta Trans Metro, PT Jakarta Mega Trans, dan PT Trans Batavia. Semua kontrak konsorsium dengan PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) selesai di waktu yang bersamaan.
Praktis, mengutip laporan keuangan perusahaan, sepanjang tahun 2017 perolehan pendapatan Steady Safe nihil. Hal itu juga disebabkan karena semua armada perusahaan sudah lebih dari 10 tahun dan tidak memiliki izin untuk beroperasi lagi.
"Mau enggak mau kami tunggu peremajaan dan pembelian bus baru," kata Direktur Utama Steady Safe John Pieter Sembiring kepada Kontan.co.id pada Jumat (29/6).
Pada bulan Maret 2017 lalu, perusahaan berhasil memperoleh kontrak selama 10 tahun sebagai operator tunggal bus Transjakarta. Nilai kontraknya, Steady Safe akan memperoleh pendapatan sebesar Rp 20.500 di setiap kilometer yang ditempuh untuk satu bus.
Tapi, karena tidak ada armada, perusahaan dengan kode saham SAFE itu belum bisa merealisasikan potensi pendapatan itu. Karenanya, SAFE memesan bus dengan merk Volvo untuk kebutuhan operasional Transjakarta yang ditentukan yakni sebanyak 116 unit.
John mengatakan, seharusnya pada Oktober 2017 Steady Safe sudah bisa mendatangkan 30 bus baru itu. Namun, pengiriman bus terkendala oleh performa perusahaan karoseri sehingga menjadi terlambat. Adapun untuk satu unit bus Volvo belanja yang harus dikeluarkan perusahaan sebesar Rp 3,05 miliar.
"Nah, baru pada Januari 2018, sebanyak 30 unit bus Volvo didatangkan," jelas John.
Setelah didatangkan, tidak serta merta bus itu bisa beroperasi. Sebab Steady Safe masih harus mengurus STNK kendaraan tersebut. Baru pada 24 Maret 2018, ada 9 dari 30 bus itu beroperasi.
Dengan waktu 7 hari dan kesiapan 9 bus itulah, Steady Safe berbuka puasa setelah satu tahun tidak memperoleh pendapatan. Mengutip laporan keuangan, pendapatan perusahaan di kuartal I 2018 sebesar Rp 542 juta.
John yakin, performa ini bakal terus meningkat mengingat saat ini bus yang telah beroperasi sudah mencapai 73 unit. "Sampai Juli depan semua 116 unit harus sudah beroperasi," kata John.
Dalam satu hari, agar bisa mendongkrak kinerja John menargetkan agar rata-rata tempuh untuk satu bus bisa mencapai 237 kilometer per harinya. Jika per kilometernya Steady Safe memperoleh Rp 20.500, artinya pendapatan perusahaan per hari sebesar Rp 4,8 juta untuk satu unit bus yang beroperasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News