kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pudjiadi Prestige (PUDP) menunda rencana ekspansi di tahun ini


Kamis, 15 Juli 2021 / 17:35 WIB
Pudjiadi Prestige (PUDP) menunda rencana ekspansi di tahun ini
ILUSTRASI. Pudjiadi Prestige (PUDP) akan menjual dua aset tanah yang belum terpakai pada tahun ini.


Reporter: Vina Elvira | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten properti dan real estate, PT Pudjiadi Prestige Tbk (PUDP) sepakat untuk menunda rencana ekspansi tahun ini. Keputusan itu diambil demi menstabilkan arus kas perusahaan agar tetap positif di tengah kondisi pandemi yang belum juga membaik hingga paruh pertama tahun 2021. 

Direktur Pudjiadi Prestige, Toto mengatakan, di tahun ini pihaknya berencana untuk menjual aset-aset yang tidak terpakai, salah satunya tanah milik mereka yang masih kosong dan juga terbengkalai. Nah, apabila tanah-tanah tersebut laku terjual, PUDP berencana akan menggunakan dana tersebut untuk ekspansi tahun 2022 mendatang. 

"Jadi kami ada rencana untuk ekspansi tapi tidak di tahun 2021 tapi di tahun 2022, dengan syarat kami akan menjual tanah-tanah yang tidak dipergunakan atau juga yang masih terbengkalai," kata Toto dalam paparan publik virtual hari ini, Kamis (15/7). 

Secara lebih rinci Toto menyebutkan setidaknya ada dua tanah kosong milik PUDP yang rencananya akan dijual. Pertama, tanah kosong yang berlokasi di Gianyar, Bali seluas 5 hektare dan kedua, tanah seluas 170 hektare yang berada di Serang, Banten. 

Baca Juga: Okupansi Hotel Tahun Ini Bakal Mentok 40%, Pengusaha Berharap Insentif Pemerintah

"Kalau tanah itu terjual kami akan membeli beberapa tanah seluas 10 hektare-20 hektare di tiga lokasi yakni, Tangerang Selatan, Depok, dan Bogor dan kami akan buat landed house untuk perumahan-perumahan untuk segmen millenal dengan harga Rp 300 juta-Rp 700 juta," sebut Toto. 

Sehingga pada tahun 2021 alokasi belanja modal atau capital expenditure (capex) yang dianggarkan PUDP tidak terlalu besar, yakni hanya berkisar Rp 10 miliar. Toto berujar, langkah itu diambil seiring dengan efisiensi yang tengah dijalankan sejak tahun lalu untuk menjaga arus kas perusahaan agar bisa tetap positif. "Alokasi capex kami enggak banyak karena kami sedang efisiensi, jadi alokasi sekitar Rp 10 miliar, tapi baru terpakai Rp 2 miliar," ujar dia. 

Selain menunda rencana ekspansi dan menjual aset tak terpakai, PUDP juga telah menjalankan sejumlah langkah strategis lain untuk mempertahankan kinerja keuangan tahun ini. Di antaranya dengan melakukan efisiensi terhadap pengeluaran-pengeluaran yang tidak mendesak serta optimalisasi pendapatan lewat penyewaan unit-unit apartemen yang masih kosong. 

"Optimalisasi pendapatan daripada unit-unit apartemen kosong, kami sewakan dengan rate yang sesuai dengan harga pasar, itu strategi kami untuk sementara waktu, sambil melihat perkembangan Covid-19," jelas Toto. 

Baca Juga: Saham-saham ini naik signifikan, investor perlu hati-hati

Di tahun ini PUDP tidak menggaet pertumbuhan yang agresif dari segi pendapatan usaha. Toto memproyeksikan pendapatan usaha PUDP akan tumbuh tipis 1,71% menjadi Rp 56,56 miliar di pengujung tahun nanti. 

"Karena okupansi apartemen kami belum 100%, jadi saat ini okupansi apartemen Senopati 85%, Kemang 79%, Prapanca 54%, dan Azalea Cikarang 35% (dari 131 unit yang available bukan total unit keseluruhan). Jadi masih ada yang untuk bisa disewakan, itu yang bisa kami maksimalkan," ujar Toto. 

Adapun, hingga Maret 2021 Pudjiadi membukukan penurunan pendapatan usaha sebesar 28,63% menjadi Rp 11,58 miliar dari semula Rp 16,23 miliar. 

Meskipun begitu, PUDP masih mampu meraup laba bersih sebesar Rp 1,25 miliar pada kuartal pertama tahun ini. Pada periode yang sama tahun sebelumnya, perusahaan ini menanggung kerugian bersih hingga Rp 4,47 miliar. 

Baca Juga: Tingkat okupansi hotel di Bali hanya 1%

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×