Reporter: Dyah Megasari |
JAKARTA. Puluhan pilot yang bekerja di sejumlah maskapai penerbangan nasional terancam di-grounded pada awal tahun ini. Para pilot tersebut terancam dilarang terbang karena terindikasi kelebihan jam terbang dalam setahun.
“Direktorat Keselamatan Udara dan Pengoperasian Pesawat Udara (DKUPPU) tengah melakukan evaluasi pada bulan Januari ini. Diperkirakan akan ada puluhan pilot terancam di-grounded karena kelebihan jam terbang,” ujar Kepala Komunikasai Publik Kementerian Perhubungan, Bambang S Ervan, di Jakarta, Rabu (23/1).
DKUPPU melakukan evaluasi jam terbang pilot tiap tiga bulan sekali. Jam terbang pilot selama satu tahun adalah 1.050 jam terbang. Jumlah jam terbang itu boleh dikelola oleh masing-masing maskapai berdasar kebutuhan tiap hari dan tiap bulan.
Tapi pengaturan itu tetap harus memperhatikan kondisi pilot yang bersangkutan. Jika pilot kelebihan jam terbang, akan mengalami kelelahan (fatigue) yang akan berpengaruh pada keselamatan penerbangan.
Beban kerja yang tinggi pada pilot ditengarai karena pertumbuhan bisnis penerbangan yang tinggi tidak dibarengi dengan pertumbuhan jumlah pilot. Pertumbuhan bisnis penerbangan ditandai dengan banyaknya jumlah frekuensi penerbangan dan jumlah pesawat yang dioperasikan.
Di Indonesia, menurut catatan Kementerian Perhubungan per Agustus 2012, terdaftar 1.319 pesawat. Pesawat yang beroperasi berjumlah 993 pesawat, naik 16,8 persen dibanding tahun 2011 yang berjumlah 850 pesawat. Sedangkan jumlah pilot per Agustus 2012 berjumlah 7.824, naik 8,05 persen dibanding tahun 2011 yang berjumlah 7.428 pilot.
Dengan pertumbuhan jumlah pesawat tersebut, tiap tahun diperkirakan diperlukan tambahan 1.000 pilot. Satu pesawat komersial rata-rata dioperasikan oleh 3,5-5 set pilot (7-10 pilot). Padahal saat ini pasokan dari sekolah pilot di dalam negeri hanya sekitar 400 pilot per tahun.
Karena ketimpangan pertumbuhan jumlah pilot dan jumlah pesawat yang dioperasikan inilah yang diindikasi membuat maskapai penerbangan mempekerjakan pilot melebihi ketentuan jam terbangnya.
Kementerian Perhubungan lewat Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) tengah mengupayakan penambahan jumlah pilot dengan membuka sejumlah sekolah pilot baru. BPSDM juga tengah mengupayakan agar tiap tahun ada dua kali penerimaan taruna penerbang di sekolah-sekolah yang dikelolanya yaitu STPI Curug dan ATKP Surabaya.
Soal kekurangan jumlah SDM pilot sudah menjadi masalah penerbangan global. Sejumlah pilot di Eropa pada Selasa (22/01/2013) lalu telah melakukan unjuk rasa di Bandara Charles de Gaule, Perancis terkait kelelahan akibat beban kerja yang tinggi. Mereka bahkan menggalang dukungan dari seluruh dunia lewat website www.dead-tired.eu. (Majalah Angkasa/Kompas.com)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News