kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

General Electric kembangkan pembangkit biomassa


Rabu, 23 Januari 2013 / 10:45 WIB
General Electric kembangkan pembangkit biomassa
ILUSTRASI. Ini harga mobil bekas Toyota Fortuner keluaran 2010 yang murah per September 2021


Reporter: Diemas Kresna Duta | Editor: Sandy Baskoro

JAKARTA. General Electric Indonesia bakal menggarap pembangkit listrik tenaga biomassa (PLTB) atau berbasis energi terbarukan. Perusahaan asal Amerika Serikat itu tengah mengembangkan teknologi pembangkit listrik dari energi gas (gas engines), biomassa, dan panas bumi.

Proyek pembangkit ini dimungkinkan mengingat tren pemakaian energi terbarukan mulai meningkat seiring program pengurangan penggunaaan bahan bakar minyak, berupa solar, di beberapa wilayah di Indonesia.

"Kami melihat potensi renewable energy di Indonesia sangat bagus karena belum banyak pemain di sektor ini. Apalagi, nilai investasinya lebih murah ketimbang PLTD," ungkap Presiden Direktur General Electric Indonesia, Handry Santriago, Selasa (22/1).

Untuk merealisasikan rencana itu, General Electric telah menjalin kerjasama dengan sejumlah pihak, seperti perusahaan listrik swasta atau Independent Power Producers (IPP) dan perusahaan listrik pelat merah, PT PLN.

General Electric dan PLN tengah membangun Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa (PLTB) di Pulau Sumba, Nusa Tenggara Timur. PLTB ini akan berkapasitas 1 MW dengan daya pengoperasian 750 KW. "Targetnya tahun ini dapat selesai dan tahun 2014 dapat mulai beroperasi," ungkap
Handry.

Apabila proyek ini berhasil, General Electric berniat menambah 20 unit PLTB di beberapa wilayah. Ini dimaksudkan agar masyarakat yang tinggal di pedalaman dapat menerima pasokan listrik.

Pasalnya pasokan atau elektrifikasi listrik di Indonesia hingga kini baru mencapai 70%. "Saya berpendapat biomassa cocok untuk menutupi kekurangan elektrifikasi listrik yang diperkirakan mencapai 30%. Lagi pula, sangat mahal jika PLN membangun PLTD atau PLTU di pedalaman," tutur Handry.

Menyoal investasi, Director Market Development General Electric Indonesia, Setio Soemartono menambahkan, pilot project biomassa di Sumba menelan dana tak kurang dari US$ 5 juta atau Rp 48 miliar.

Perinciannya, pengadaan mesin pembangkit senilai US$ 2 juta, kemudian US$ 3 juta untuk pengadaan lahan, perizinan dan lain-lain. Namun Setio enggan merinci nilai investasi yang disiapkan General Electric pada proyek-proyek PLTB selanjutnya.

Sumber bahan baku PLTB berasal dari potongan kayu lamtoro. Tanaman ini diketahui memiliki masa tanam singkat dengan struktur kayu yang keras.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×