kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   -2.000   -0,13%
  • USD/IDR 15.875   5,00   0,03%
  • IDX 7.314   118,54   1,65%
  • KOMPAS100 1.121   16,95   1,53%
  • LQ45 892   14,50   1,65%
  • ISSI 223   2,40   1,09%
  • IDX30 459   10,01   2,23%
  • IDXHIDIV20 553   13,38   2,48%
  • IDX80 129   1,38   1,09%
  • IDXV30 137   2,73   2,03%
  • IDXQ30 152   3,22   2,16%

Punya GMV US$ 65 Miliar di 2024, idEA Sebut Bisnis E-Commerce Indonesia Menjanjikan


Senin, 25 November 2024 / 14:54 WIB
Punya GMV US$ 65 Miliar di 2024, idEA Sebut Bisnis E-Commerce Indonesia Menjanjikan
ILUSTRASI. Sektor e-commerce menjadi kontributor utama ekonomi digital Indonesia dengan GMV US$ 65 miliar atau naik 11% dibandingkan 2023.


Reporter: Dimas Andi | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA) merespons laporan Google, Temasek, dan Bain & Company terkait prospek ekonomi digital Indonesia yang sangat ditopang pertumbuhan e-commerce.

Dalam laporan tersebut, Google menyebut, nilai Gross Merchandise Value (GMV) ekonomi digital Indonesia tumbuh 13% menjadi US$ 90 miliar pada 2024, sehingga menjadi yang terbesar di Asia Tenggara. Sektor e-commerce menjadi kontributor utama ekonomi digital Indonesia dengan GMV US$ 65 miliar atau naik 11% dibandingkan 2023.

Ketua Umum idEA Hilmi Adrianto mengatakan, peningkatan kontribusi GMV e-commerce didorong perubahan perilaku konsumen yang semakin mengandalkan belanja online, serta dibarengi dengan banyaknya inovasi teknologi seperti video commerce.

“Selain itu, ekspansi e-commerce ke wilayah-wilayah kecil dengan penetrasi internet yang lebih tinggi telah membuka potensi pasar baru,” kata dia, tengah pekan lalu.

Baca Juga: Upaya Oxygen Commerce Maksimalkan Operasional Bisnis e-Commerce di Indonesia

E-commerce juga telah mendorong penciptaan ekosistem yang lebih besar, termasuk sektor logistik, pembayaran digital, dan ekonomi kreator. Misalnya, video commerce yang sedang berkembang sekarang telah menciptakan peluang kerja baru sekaligus meningkatkan daya saing.

Lebih jauh, idEA menilai dengan dukungan teknologi-teknologi baru, seperti Artificial Intelligent (AI) untuk meningkatkan personalisasi pengalaman pelanggan dan efisiensi operasional, maka sektor e-commerce Indonesia masih memiliki ruang besar untuk berkembang.

“Perluasan layanan ke daerah-daerah kecil, peningkatan literasi digital masyarakat, dan peningkatan infrastruktur digital menjadi kunci berkembangnya e-commerce,” ujar Hilmi.

Persaingan pasar e-commerce pun diyakini making ketat. Hal ini seiring dominasi pemain besar seperti Shopee dan Tokopedia, serta berkembangnya perusahaan ritel yang turut memperkuat bisnis online mereka.

Baca Juga: Minat Belanja Online Tinggi, Bisnis E-Commerce di Indonesia Terus Tumbuh

Tak ketinggalan, idEA menganggap peran pemerintah sangat penting dalam memastikan regulasi yang mendukung persaingan e-commerce yang sehat, memperkuat keamanan digital, dan meningkatkan literasi digital masyarakat. Kebijakan yang tepat dapat mendorong inovasi dan menciptakan ekosistem e-commerce yang berkelanjutan.

“idEA sebagai asosiasi perdagangan melalui sistem elektronik (PMSE) selalu terbuka untuk berkonsultasi dan berkolaborasi dengan pemerintah dan regulator,” kata Hilmi.

Selanjutnya: Menteri ESDM Bakal Tunjuk Polisi/TNI/Jaksa Jadi Dirjen Gakkum

Menarik Dibaca: MR.DIY Resmikan Toko ke-900 dan Flagship Pertama, Kukuhkan Posisi di Industri Ritel

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×