Reporter: Dimas Andi | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bisnis e-commerce di Indonesia diperkirakan akan terus tumbuh pada masa mendatang. Hal ini didukung oleh perubahan perilaku masyarakat yang makin gemar berbelanja online, bahkan selepas pandemi Covid-19.
Bila merujuk data Bank Indonesia (BI), nilai transaksi e-commerce Indonesia sepanjang 2023 mencapai Rp 453,75 triliun atau berkurang 4,73% year on year (YoY) dari tahun sebelumnya yaitu Rp 476,3 triliun.
Di sisi lain, volume transaksi penjualan di e-commerce tumbuh dari 3,49 miliar kali pada 2022 menjadi 3,71 miliar kali pada 2023.
Baca Juga: GOTO Berkontribusi Dorong Lima Sektor Penggerak PDB Indonesia
Terlepas dari itu, potensi bisnis e-commerce Indonesia tetap menjanjikan. Mengacu riset Google, Temasek, Bain & Company yang terbit awal November 2023, nilai Gross Merchandise Value (GMV) e-commerce Indonesia tercatat sebesar US$ 62 miliar pada 2023.
Angka ini kemudian diprediksi tumbuh 15% pada 2025 menjadi US$ 82 miliar.
Budi Primawan, Wakil Ketua Umum Asosiasi E-commerce Indonesia (idEA) menyampaikan, secara umum transaksi e-commerce nasional diperkirakan akan tetap stabil dan mengarah ke pertumbuhan yang positif sepanjang 2024.
Baca Juga: Indonesia Telah Berkembang Menjadi Salah Satu Kawasan Pusat Manufaktur
Adanya tren kenaikan inflasi dan pelemahan rupiah akhir-akhir ini memang berdampak pada daya beli sebagian masyarakat. Namun, hal ini tidak begitu mempengaruhi aktivitas transaksi e-commerce.
Apalagi, perilaku gemar belanja online sudah terbentuk di sebagian besar masyarakat Indonesia.
"Mungkin transaksi barang tersier akan menurun tahun ini, namun transaksi barang kebutuhan primer di platform e-commerce tetap akan tumbuh," ujar dia ketika ditemui Kontan.co.id, Rabu (5/6).
Baca Juga: JNE Perkuat Ekosistem Digital E-commerce Shopee
Momen Hari Belanja Nasional (Harbolnas) pada bulan Desember 2024 dan promo tanggal kembar tiap bulan masih menjadi motor penggerak utama transaksi e-commerce.
Para pelaku e-commerce pun bakal kembali menerapkan praktik bisnis bakar duit dengan menebar berbagai promo atau diskon demi meningkatkan trafik pengunjung dan penjualan.
Lebih lanjut, idEA juga menyebut, saat ini fokus para pemain e-commerce adalah meningkatkan kualitas pada aspek perlindungan konsumen. Hal ini demi meminimalisir risiko timbulnya perselisihan antara penjual, kurir, maupun pembeli produk online.
Pihak idEA juga memastikan bahwa para pemain e-commerce terus gencar mempromosikan produk-produk buatan lokal di platform masing-masing.
Baca Juga: Marketplace Online Wowbox Segera Diluncurkan di Playstore dan App Store
Namun di sisi lain, pelaku e-commerce sebenarnya tidak bisa mencegah kehadiran produk-produk impor yang diperdagangkan secara online.
Sebab, tanggung jawab pengawasan produk impor ada di pihak pemerintah, terutama ketika produk tersebut baru tiba di pelabuhan atau bandara.
"E-commerce itu lebih berfungsi sebagai penyedia infrastruktur jual-beli online. Tanggung jawab kami lebih ke arah promosi produk lokal," ungkap Budi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News