kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Punya potensi, industri kakao masih terkendala bahan baku


Rabu, 04 September 2019 / 20:58 WIB
Punya potensi, industri kakao masih terkendala bahan baku
ILUSTRASI. Produksi kakao Koperasi Kerta Semaya Samaniya


Reporter: Kenia Intan | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produksi biji kakao Indonesia terus menurun dari tahun ke tahun mempengaruhi industri kakao di tanah air. Ketua Umum Asosiasi Industri Kakao Indonesia (AIKI) Pieter Jasman bilang sejauh ini dari 20 perusahaan pengolahan kakao, 9 di antaranya berhenti sementara karena tidak memiliki bahan baku untuk diolah.

Berdasarkan data dari The International Cocoa Organization (ICCO) produksi kakao di Indonesia di tahun 2016/2017 sebesar 270.000 ton. Sementara pada tahun 2017/2018 diperkirakan produksi kakao turun menjadi 240.000 ton.

Baca Juga: Bank tingkatkan kehati-hatian dalam menyalurkan kredit ke sektor perkebunan

Kondisi yang sama dialami pada tahun 2018/2019, produksi kakao diproyeksikan semakin menurun dengan jumlah 220.000 ton.  

Adapun menurut AIKI ada beberapa sebab penurunan produksi kakao di Indonesia, diantaranya kebun kakao yang berumur tua atau lebih dari 30 tahun, serangan hama PBK dan VSD, program Gernas Kakao yang baru mencapai 26% dari total areal kakao nasional.

Selain itu banyak terjadi pula alih fungsi lahan kakao menjadi kebun sawit, serta fokus kementerian pertanian dalam dua tahun terakhir terjadi pada padi, jagung, dan kedelai. 

Penurunan pasokan biji kakao mengakibatkan industri pengolahan kakao musti impor untuk memenuhi kebutuhannya. AIKI mencatat, di tahun 2018, kebutuhan pasokan biji kakao untuk industri sebesar 800.000 ton. 

Baca Juga: Mahkota Group bukukan penurunan pendapatan 2% di semester-I tahun ini

Adapun biji kakao dalam negeri hanya mampu memenuhi sebesar 210.887 ton saja. Sementara, sebesar 239.377 ton biji kakao masih  diimpor. Secara total, biji kakao yang terpakai di Industri ini sebesar 450.000 ton, dengan demikian utilisasi industri pengolahan kakao baru mencapai 57%. 




TERBARU

[X]
×