kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pupuk Indonesia minta harga gas diturunkan


Senin, 21 Maret 2016 / 21:21 WIB
Pupuk Indonesia minta harga gas diturunkan


Sumber: Antara | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. PT Pupuk Indonesia Holding Company meminta pemerintah untuk menurunkan harga gas karena dinilai terlalu tinggi jika dibandingkan dengan harga gas untuk pabrik pupuk dunia.

"Kami minta agar harga gas untuk industri pupuk nasional dikaji dan bisa diturunkan antara 4 hingga 5 dolar Amerika Serikat per mmbtu (satuan gas), dari harga saat ini yang mencapai US$ 6 Amerika per mmbtu," ucap Direktur Utama PT Pupuk Indonesia, Aas Asikin Idat kepada wartawan usai kerja sama "Taruna Petro Patra" di Wisma Kebomas Gresik, Jawa Timur, Senin.

Aas mengatakan bahwa selisih dengan harga gas untuk pupuk dunia relatif cukup jauh sebab harga gas untuk pabrik pupuk dunia telah dipatok dikisaran US$ 2-US$ 4 per mmbtu.

Apabila ada penurunan harga gas untuk industri pupuk nasional, menurut dia, otomatis keberadaan pupuk Indonesia akan mudah bersaing dengan lainnya sebab keberadaan gas dalam komposisi produk pupuk berkontribusi cukup besar, yakni mencapai 70 persen.

"Tentunya kalau sampai harga gas turun, efisiensinya sangat besar. Karena selama ini 70% pabrik pupuk di Tanah Air operasionalnya ketergantungan dari gas," ucapnya.

Aas mengaku telah melakukan komunikasi terkait dengan hal itu beberapa waktu lalu dengan pemerintah. Namun, hingga kini belum ada jawaban pasti mengenai komposisi harga gas untuk pabrik pupuk nasional.

"Saya harapkan tahun ini ada kepastisn terkait dengan harga gas, dan bisa turun," ucapnya.

Terkait dengan alternatif selain gas, Aas mengaku Pupuk Indonesia telah membuat beberapa efisiensi, seperti memelihara pabrik sebaik mungkin dengan harapan pengeluaran pabrik untuk gas makin rendah, serta menggunakan batu bara untuk operasinal listrik seperti yang dilakukan di pabrik PT Pupuk Kaltim.

Sementara itu, meski harga gas dinilai terlalu tinggi, Aas mengaku saat ini tidak mengganggu produksi sebab sudah dilakukan penghitungan dengan kontrak gas di Pupuk Indonesia yang berakhir pada tahun 2017.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×