kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,34   -28,38   -2.95%
  • EMAS1.321.000 0,46%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pupuk Kaltim Perkuat Roadmap 40 Tahun ke Depan Fokus Terhadap Energi Terbarukan


Jumat, 17 Desember 2021 / 18:43 WIB
Pupuk Kaltim Perkuat Roadmap 40 Tahun ke Depan Fokus Terhadap Energi Terbarukan
ILUSTRASI. Pabrik petrokimia Pupuk Indonesia.


Reporter: Vina Elvira | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Memasuki tahun 2022, PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim atau PKT) akan fokus pada penggunaan energi terbarukan, seiring dengan perjalanan perusahaan yang tengah memasuki fase pertumbuhan kedua. Fokus tersebut tertuang pada roadmap perusahaan selama 40 tahun ke depan.

Direktur Utama PKT Rahmad Pribadi mengungkapkan, tantangan PKT di masa depan adalah untuk mengimplementasikan strategi pertumbuhan kedua ke arah industri kimia yang berbasis renewable

Roadmap tersebut akan dikembangkan dengan fokus pada tiga pondasi utama, yaitu efisiensi energi lewat digitalisasi, diversifikasi usaha dengan bahan baku energi terbarukan, dan melakukan praktik ekonomi sirkular guna memanfaatkan emisi produksi menjadi komoditas bisnis baru.

"Saat ini, dunia telah sepakat bahwa penggunaan bahan bakar fosil harus berkurang, terlihat dari konsensus yang disetujui oleh 196 negara untuk mengakhiri penggunaan bahan bakar fosil di konferensi COP26 yang berakhir pada 13 November lalu. Untuk itu, tantangan PKT di masa depan adalah untuk mengimplementasikan strategi pertumbuhan kedua kami ke arah industri kimia yang berbasis renewable," ungkapnya dalam siaran pers yang diterima Kontan.co.id, Jumat (17/12). 

Baca Juga: Kementan sebut realisasi asuransi pertanian tahun 2021 capai 371.406 ha

Sebagaimana diketahui, saat ini Indonesia menargetkan akan mewujudkan emisi nol bersih (net zero emission) pada 2060. Salah satu langkah strategis yang tengah diterapkan pemerintah adalah penggunaan bahan bakar fosil. Sejalan dengan target tersebut, PKT menyiapkan sejumlah inisiatif strategis di fase pertumbuhan keduanya.

Pertama, PKT baik secara organik dan anorganik terus memacu pertumbuhan perusahaan melalui diversifikasi usaha. Selain karena potensi yang menjanjikan, hal ini diyakini mampu mendukung terciptanya emisi nol. Maka dari itu, PKT berupaya untuk melakukan diversifikasi usaha dengan bahan baku energi terbarukan. 

“Salah satu strategi utama yang akan kami gerakkan adalah proses hilirisasi atau memproduksi produk turunan Amoniak dan Urea. Selain itu, Perusahaan juga tidak hanya akan melakukan ekspansi, namun juga akan melakukan diversifikasi ke produk-produk berbasis gas alam lainnya,” tambah Rahmad. 

Selanjutnya, PKT berupaya untuk menjadikan emisi gas buang menjadi komoditas bisnis baru dengan menjalankan praktik ekonomi sirkular. Dengan memanfaatkan zat yang normalnya hanya menjadi emisi gas buang, tidak hanya mampu menciptakan komoditas baru, tetapi juga dapat menghasilkan bisnis yang lebih hijau.

Baca Juga: Dukung Penguatan Vokasi, Pupuk Kaltim Raih Penghargaan DUDI Awards 2021

Menurut Rahmad, kini PKT sedang menjajaki pemanfaatan produk samping berupa Karbon Dioksida (CO2) untuk dijadikan komoditas baru seperti soda ash. Selain CO2, PKT juga telah memiliki salah satu bahan baku lainnya yang diperlukan yakni amoniak.

"Hal ini menandakan kemampuan perusahaan dalam mengoptimalkan potensi produk yang dimiliki untuk dimanfaatkan menjadi produk turunan yang memiliki nilai tambah," jelasnya. 

Terakhir, digitalisasi juga menjadi strategi bisnis yang diterapkan secara menyeluruh oleh PKT. Pasalnya, dari jalur produksi, distribusi, hingga pengolahan lahan, seluruhnya telah menerapkan teknologi digital. 

Dalam proses produksi, PKT memiliki smart production yang mana mampu meningkatkan produktivitas. Lalu proses distribusi pupuk dipantau menggunakan sistem DPCS (Distribution Planning and Control System) yang memudahkan perusahaan dalam memonitor proses pengiriman pupuk dari pabrik di Bontang ke gudang-gudang di daerah-daerah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×