Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Pengembang properti PT Pakuwon Jati Tbk memperkirakan bisa mencetak pertumbuhan pendapatan berulang (recurring income) di tahun depan. Pasalnya, mereka akan segera mengoperasikan dua mall baru di 2017.
Keduanya pusat perbelanjaan tersebut berlokasi di Surabaya yakni Supermall Pakuwon II seluas 40.000 meter persegi (m2) dan Tunjungan Plaza (TP) VI dengan luas 33.000 m.
Supermall II ditargetkan akan beroperasi pada Februari 2017, sementara TP IV akan resmi dibuka pada semester-II 2016. Sayang, manajemen Pakuwon Jati belum mau menyebutkan target pertubuhan recurring income dengan tambahan dua mall tersebut. "Pasti akan tumbuh, tapi target belum kita tetapkan, " kata Minarto Basuki, Direktur Keuangan Pakuwon pada KONTAN, Rabu (16/11).
Selain dari tambahan aset baru tersebut, Pakuwon juga berpotensi mencetak pertumbuhan recurring income dari kenaikan harga sewa properti leasing mereka.
Kendati diperkirakan akan tumbuh, namun perusahaan dengan kode emiten PWON ini akan tetap menjaga kontribusi reccuring income terhadap total pendapatan mereka. Sebab pendapatan penjualan juga akan terus mereka kejar.
Sepanjang Januari-September 2016, PWON mencetak pendapatan berulang sebesar Rp 1,88 triliun atau berkontribusi 51,8% terhadap total pendapatan PWON. Ini meningkat 11,2% dari periode yang sama tahun sebelumnya.
Dengan pertumbuhan recurring income tersebut, Pakuwon berhasil membukukan kinerja yang positif. Pendapatan PWON di kuartal-III 2016 tumbuh tipis menjadi Rp 3,63 triliun dari Rp 3,56 triliun di kuartal-III 2015.
Sementara laba bersih tumbuh 39% menjadi Rp 1,31 triliun di kuartal-III 2016 karena didukung juga dengan untung selisih kurs Rp 128 miliar. Padahal periode yang sama tahun sebelumnya malah menganggung rugi Rp 397 miliar.
Namun, di tengah kelesuan ekonomi seperti sekarang, PWON masih kesulitan untuk mencapai target marketing sales yang sejak awal dipatok Rp 3,1 triliun. Maklum hingga akhir Oktober mereka baru berhasil mendapatkan sekitar Rp 1,8 triliun.
Alhasil, perusahaan yang fokus mengembangkan properti di Surabaya dan Jakarta ini terpaksa harus memangkas target marketing sales sebesar 29% menjadi 2,2 triliun. Pemangkasan target juga sejalan dengan ditundanya peluncuran tiga proyek baru yang semula ditargetkan akan digelar tahun ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News