Reporter: Vina Elvira | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten farmasi, PT Pyridam Farma Tbk (PYFA) melihat proyeksi kinerja di sisa tahun ini dengan sikap positif. Manajemen menyebut, realisasi kinerja di semester pertama masih sesuai dengan ekspektasi perusahaan.
Corporate Communication Manager Pyridam Farma, Kezia Mareshah menyatakan bahwa di tahun ini pihaknya berharap dapat mencapai pertumbuhan penjualan hingga dua digit dibandingkan realisasi tahun lalu.
"Penjualan PYFA sepanjang semester I-2022 meningkat dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya dan masih sesuai dengan ekspektasi perusahaan yaitu penjualan yang bertumbuh sebanyak double digit," ungkap Kezia, kepada Kontan.co.id, Rabu (20/7).
Baca Juga: Pyridam Farma (PYFA) Akan Masuk ke Industri Barang Plastik
PYFA belum merilis secara resmi laporan keuangan semester I-2022. Namun hingga Maret lalu saja, perusahaan tercatat meraup penjualan neto sebesar Rp 172,44 miliar. Angka ini lebih tinggi 46,86% dibandingkan penjualan per Maret 2021 yang senilai Rp 117,41 miliar.
Kezia menuturkan, untuk memaksimalkan kinerja tahun ini, PYFA akan terus berupaya mengembangkan bisnisnya baik secara organik maupun anorganik. Dari sisi organik, kata dia, selain mengembangkan portofolio produk, perseroan juga fokus pada perluasan area pemasaran dan distribusi, serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang dimiliki.
"Sedangkan secara anorganik, PYFA terus menjajaki investasi dan kerja sama strategis lainnya untuk mendukung bisnis perseroan," kata dia.
Meskipun beberapa bahan baku mengalami kenaikan harga akibat beberapa kondisi global seperti perang Rusia-Ukraina juga kurs dollar Amerika yang menguat, PYFA mengklaim bahwa kondisi produksi perseroan masih dalam keadaan yang baik dan tanpa hambatan.
Hal ini turut didukung oleh sejumlah perencanaan produksi yang matang serta forecast marketing yang didasarkan pada permintaan pasar, sehingga pengadaan bahan baku masih cukup lancar.
Hingga akhir Juni lalu, Pyridam Farma telah mengeluarkan belanja modal atau capital expenditure (Capex) sebesar Rp 26,7 miliar. Sebagian besar dana capex tahun ini digunakan untuk pembelian mesin dan peralatan penunjang fasilitas operasional, serta untuk pembaruan teknologi dan renovasi.
Sebagai informasi, hingga akhir Maret lalu PYFA terpantau membukukan penurunan dari sisi bottom line. Laba periode berjalan perseroan menurun dari semula Rp 10,85 miliar di Maret 2021, menjadi Rp 2,49 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News