Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wakil Ketua DPR RI Korinbang Rachmat Gobel minta agar pelaku industri makanan dan minuman (mamin) meningkatkan kontribusinya dalam memperkuat nilai tambah para petani, peternak dan pelaku UMKM.
Dalam keterangannya, dia bilang, kerja sama yang lebih kuat dengan petani, peternak dan UMKM harus dibangun agar keberadaan industri ini lebih dirasakan manfaatnya secara luas oleh masyarakat, sekaligus untuk memperkuat ketahanan pangan.
“Pelaku industri makanan dan minuman juga perlu memikirkan bagaimana mengangkat kesejahteraan petani, peternak dan usaha mikro yang kehidupannya masih banyak yang tertinggal," kata Rachmat Gobel saat menghadiri uji coba operasional pabrik PT. Chateraise Indonesia Manufacturing, di Citeureup, Bogor, Senin (27/12).
"Sebagai industri yang berdaya saing kuat, industri makanan dan minuman berpotensi besar untuk menjembatani kebutuhan untuk memperkuat nilai tambah petani dan peternak,” lanjut dia.
Baca Juga: Kementan: Stok Daging dan Telur Ayam Aman Menjelang Nataru
Industri makanan dan minuman, menurut Rachmat, merupakan salah satu industri unggulan yang pertumbuhannya selalu di atas rata-rata pertumbuhan industri manufaktur. Menurut data Kementerian Perindustrian, selama periode 2015-2019 industri ini mampu tumbuh rata-rata 8,16% per tahun atau di atas rata-rata kinerja industri pengolahan nonmigas 4,69%.
Sama seperti industri lain, selama pandemi kinerjanya ikut melemah sehingga hanya bisa tumbuh 1,58% pada 2020 dan tahun ini diperkirakan angkanya tidak berbeda.
Namun untuk tahun 2022, menurut Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi), prospeknya akan jauh lebih baik, diperkirakan bisa tumbuh sampai 5%.
Tanda-tanda itu sudah mulai antara lain pada meningkatnya ekspor industri ini yang menurut Kementerian Perindustrian mencapai 52% sepanjang Januari-September 2021 dengan nilai US$ 32,51 miliar sehingga neraca perdagangannya surplus US$ 22,38 miliar.
Chateraise adalah perusahaan Jepang yang memproduksi makanan-minuman premium. Perusahaan yang sudah berdiri sejak 1954 ini dikenal memiliki kekuatan di bidang riset dan inovasi teknologi, serta memiliki komitmen tinggi untuk pemakaian bahan-bahan makanan dengan menggunakan konsep Farm Factory. Melalui konsep ini, Chateraise membangun kolaborasi dengan petani dan peternak untuk mencapai standar kualitas produksi yang tinggi.
Baca Juga: Kementan Pastikan Stok Daging dan Telur Ayam Jelang Nataru Stabil
Dalam proses produksinya, Chateraise selalu menggunakan bahan-bahan segar dan bermutu tinggi dari hasil kolaborasi tersebut. Saat ini, Chateraise memiliki lebih dari 580 outlet di seluruh penjuru Jepang dan sejak beberapa tahun terakhir telah mengembangkan usaha di luar Jepang, yaitu China, Taiwan, Vietnam, Singapore, Malaysia, UAE, Hongkong, Thailand dan Indonesia. Saat ini tercatat lebih dari 90 outlet di seluruh dunia.
Chateraise melebarkan sayapnya ke Indonesia sejak 2017 dengan menggandeng Gobel Group dengan kerjasama joint venture melalui PT Chateraise Gobel Indonesia. Toko pertama beroperasi 24 November 2017 di di Senayan City Shopping Mall, Jakarta Selatan. Saat itu outlet ini merupakan toko ke-50 yang dibuka Chateraise di luar Jepang. Sekarang outlet di Jakarta telah berjumlah 9 toko dan akan terus dikembangkan, termasuk ke beberapa kota lainnya di Indonesia.
Sementara itu, Gobel Group bukanlah pemain baru di industri makanan dan minuman. Melalui PT Gobel Dharma Sarana Karya yang didirikan pada 1977, kelompok usaha ini dikenal sebagai salah satu penyuplai makanan terbesar untuk pabrik, rumah sakit, perusahaan pengeboran minyak, dan usaha lainnya.
Dengan memegang prinsip trade mutual benefit, dalam kerja sama ini PT Chateraise Gobel Indonesia pada awalnya semua produk langsung didatangkan dari Jepang. Selanjutnya, sebagai produsen, Chateraise diminta memberdayakan bahan baku makanan dari Indonesia seperti coklat/ kakao, kopi, biji vanila, alpukat, nanas, mangga dan lainnya, yang tentunya akan disertai dukungan riset dan inovasi serta pembinaan kepada para petani agar diperoleh kualitas dengan standar tinggi.
“Kita bersyukur, kini Chateraise sudah membuka pabrik di Indonesia. Saya minta kerjasama dengan petani, peternak dan UMKM terus ditingkatkan, sekaligus melakukan alih teknologi dalam memproduksi bahan makanan dan minuman bernilai tambah tinggi atau premium,” kata Rachmat.
Melihat prospek kerjasama tersebut, Rachmat Gobel optimis akan banyak keuntungan yang bisa diraih melalui pengalihan teknologi makanan dari perusahaan Jepang ini. Tidak hanya potensi pasarnya yang besar di dalam negeri, melainkan juga berpotensi ekspor. Indonesia bisa menjadi basis produksi ekspor produk Chateraise.
Pada akhirnya akan terbangun industri makanan-minuman yang berkualitas dan berteknologi, memiliki struktur industri yang kuat, serta dapat memberdayakan potensi bahan lokal sehingga bisa diserap oleh pasar dunia.
“Saya yakin, jika pelaku industri makanan dan minuman nasional juga mengembangkan konsep seperti Farm Factory seperti yang dilakukan Chateraise ini, peran industri ini dalam perekonomian nasional akan semakin mencuat,” kata Rachmat.
Pengembangan industri makanan dan minuman, lanjut Rachmat, juga akan sangat terkait dengan upaya meningkatkan ketahanan pangan. Pasalnya, ketahanan pangan tidak sebatas hanya pada bagaimana memproduksi dalam jumlah besar, tapi perlu dukungan industri pengolahan yang kuat agar bisa mencapai kualitas dan standard keamanan yang tinggi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News