kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.975.000   59.000   3,08%
  • USD/IDR 16.830   0,00   0,00%
  • IDX 6.438   38,22   0,60%
  • KOMPAS100 926   8,20   0,89%
  • LQ45 723   5,45   0,76%
  • ISSI 205   2,17   1,07%
  • IDX30 376   1,61   0,43%
  • IDXHIDIV20 454   0,42   0,09%
  • IDX80 105   1,01   0,98%
  • IDXV30 111   0,45   0,40%
  • IDXQ30 123   0,28   0,22%

Radiasi nuklir di Jepang tidak pengaruhi ekspor sayuran dari Indonesia


Minggu, 20 Maret 2011 / 20:28 WIB
Radiasi nuklir di Jepang tidak pengaruhi ekspor sayuran dari Indonesia
ILUSTRASI. Sejumlah tenaga Ahli Teknologi Laboratorium Medik menunjukan pesan bersama dalam melawan virus Covid-19 di depan gedung Laboratorium Kesehatan Daerah, Depok, Jawa Barat, Senin (06/04).


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Menurut Pengusaha Bob Sadino, pasca terjadinya gempa yang disusul radiasi nuklir dan kerusakan hebat di Jepang, ekpor sayur dari Indonesia ke Jepang masih relatif stabil. "Tidak ada kendala yang berarti selain daripada kondisi produksi sayur dalam negeri," ujarnya kepada KONTAN, Minggu (20/3).

Bob menjelaskan, yang mengalami bencana itu hanya Jepang di bagian utara saja. Justru ekspor dari Indonesia sempat beberapa kali tidak bisa memenuhi permintaan sayur-sayuran ke Jepang karena suplai yang dimiliki tidak mencukupi. Terganggunya suplai bahan makanan dari Indonesia disebabkan musim hujan yang selama ini berlangsung lama dan tidak menentu.

Menurut Bob, selama ini, Indonesia mengekspor sayuran-sayuran seperti terong, bayam dan ubi-ubian (ubi jalar). Peluang-peluang yang dimiliki Indonesia untuk terus mengekspor berbagai jenis bahan makanan ke Jepang tetap ada. Sebab para pengusaha Indonesia setiap saat tetap peka melihat peluang.

Selama ini, ekspor sayur-sayuran dari Indonesia ke Jepang tetap stabil, sekitar satu kontainer tiap minggu. Meskipun perusahaan Bob yang menjadi pemain tunggal dari Indonesia, tapi Indonesia masih kalah bersaing dengan pengekspor China dan Thailand. "Harga dari China itu jauh lebih murah dari Indonesia,"imbuh Bob.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×