Reporter: Eldo Christoffel Rafael | Editor: Dessy Rosalina
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Regio Aviasi Industri (RAI) resmi meneken MoU dengan perusahaan asal Korea Selatan, D-Raon Engineering Co Ltd. Hal ini dalam bentuk pencarian dana untuk pengembangan pesawat R80 yang sumber dana non anggaran Pemerintah.
Presiden Direktur PT Regio Aviasi Industri (RAI) Agung Nugroho menjelaskan saat ini masih dalam tahap due diligence dalam beberapa bulan kedepan untuk finalisasi kerjasama. Sehingga nilai investasi yang digelontorkan perusahaan swasta asal Korea Selatan ini belum dapat dibeberkan.
"Imbal balik bisa ke mereka bisa dalam bentuk equity investment. Investor nikmati penghasilan terhadap penjualan atau bisa juga kerjasama industri," jelas Agung akhir pekan lalu.
Saat ini Agung mengaku ada 155 pesawat yang sudah dipesan. Pelanggan tersebut yakni PT National Aviation Management (NAM) Air yang merupakan anak usaha dari Sriwijaya Air, PT Trigana Air, PT Kalstars Aviation, dan PT Aviastar.
Selain Korea Selatan, Agung mengaku ada beberapa negara yang dijajaki untuk kerjasama. Baik dari Asia, Eropa maupun negara Timur Tengah. Sedangkan untuk dalam negeri saat ini masih dalam bentuk crowdfunding serta kerjasama dengan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) yang mendorong pembiayaan investasi non-anggaran (PINA).
"Crowdfunding sudah tercapai Rp 6 miliar. Tapi dana ini bukan tujuan investasi. Lebih ke arah wahana publikasi ke masyarakat," jelasnya.
Agung mengaku crowdfunding ini bentuknya donasi. Dan bukan tujuan investasi sehingga sudah dapat ijin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Semuanya sudah mentandangani perjanjian Letter of Intent (LOI) untuk pesawat berkapasitas 80 -90 kursi ini. Rinciannya 100 pesawat untuk NAM Air, 25 pesawat untuk Kalstar, 20 untuk Trigana, serta 10 pesawat untuk Aviastar. Untuk harga jual saat ini berkisar US$ 25 juta per unit.
"Kedepan tentu tidak menutup kemungkinan kita juga jual ke Korea Selatan karena kita akan sertifikasi pesawat domestik dan juga internasional," jelas Agung.
Lee Chae Soo, Chairman D-Raon Engineering Co Ltd menjelaskan dirinya percaya proyek ini bisa profit. "Karena menurut kami proyek ini penting bagi Indonesia," jelas Lee akhir pekan lalu.
CEO PINA Center Ekoputro Adijayano menjelaskan pihaknya akan membantu terus RAI mencari sumber pendanaan. Sebagai informasi untuk pengembangan total hingga bisa terbang 2023 nanti sebesar US$ 1,6 miliar. "Sumber creative financing terus kita dorong karena kebutuhan pesawat di daerah kepulauan tinggi," jelas Eko akhir pekan lalu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News