kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.498.000   7.000   0,47%
  • USD/IDR 15.869   -34,00   -0,21%
  • IDX 7.180   -15,38   -0,21%
  • KOMPAS100 1.103   -3,42   -0,31%
  • LQ45 875   -1,81   -0,21%
  • ISSI 219   -0,87   -0,40%
  • IDX30 447   -1,42   -0,32%
  • IDXHIDIV20 538   -2,95   -0,54%
  • IDX80 127   -0,35   -0,27%
  • IDXV30 135   -0,21   -0,15%
  • IDXQ30 149   -0,54   -0,36%

Rainbow Tubulars Manufacture Targetkan Pabrik Kedua Beroperasi pada Kuartal III-2025


Rabu, 20 November 2024 / 17:42 WIB
Rainbow Tubulars Manufacture Targetkan Pabrik Kedua Beroperasi pada Kuartal III-2025
ILUSTRASI. Pembuatan pipa seamless atau Oil Coutry Tobular Goods (OCTG) di PT Rainbow Tubulars Manufacture (RTM), anak usaha PT Sunindo Pratama Tbk (SUNI) di Kota Batam, Rabu (20/11/2024).


Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - BATAM. Anak usaha PT Sunindo Pratama Tbk (SUNI), PT Rainbow Tubulars Manufacture (RTM) menargetkan pabrik kedua yang tengah dibangun bisa beroperasi secara komersial pada kuartal III-2025.

RTM merupakan salah satu industri penunjang industri minyak dan gas (migas) di Indonesia dan menjadi satu-satunya produsen pipa seamless atau Oil Coutry Tobular Goods (OCTG). RTM memproduksi pipa seamless yang tersertifikasi API 5CT (Casing & Tubing) dan API 5L (Line Pipe).

Direktur Komersial dan Bisnis RTM, Barkeilona mengungkapkan, saat ini RTM sedang dalam pembangunan Plant-2 sehingga kapasitas total dapat meningkat menjadi 60,000 – 70,000 ton per tahun.

"Harapan kami pada kuartal III-2025 akan beroperasi secara komersial," kata Barkei dalam agenda Factory Visit di Batam, Rabu (20/11).

Baca Juga: Utilisasi Penuh, Sunindo Pratama (SUNI) Fokus Pembangunan Pabrik Baru

Pabrik kedua tersebut bakal berkapasitas mencapai 40.000 ton per tahun dengan menelan investasi senilai Rp 300 miliar. Namun, kata Barkei, biaya untuk membangun pabrik kedua tersebut membengkak lantaran adanya peningkatan harga mesin yang sebelumnya belum dikalkulasikan.

Saat ini, produksi RTM berkisar mencapai 25.000 ton - 30.000 ton per tahun. Nantinya, jika pabrik kedua mulai beroperasi secara komersial, maka total kapasitas produksi RTM bisa mencapai 70.000 per tahun.

Dengan adanya pabrik kedua ini, RTM berharap dapat memenuhi kebutuhan domestik yang diperkirakan meningkat sejalan dengan rencana pemerintah untuk meningkatkan lifting minyak di Indonesia dan akan dapat memiliki kapasitas lebih untuk memenuhi kebutuhan ekspor yang sejak 2023 dihentikan karena RTM mengutamakan untuk memenuhi kebutuhan domestik.

Berdasarkan data di pemaparan, RTM memasok kebutuhan pipa khususnya Tubing untuk kebutuhan domestik pada 2018 sebesar 8.000 ton, 2019 sebesar 7.500 ton, 2020 sebesar 5.000 ton, 2021 sebesar 14.000 ton, 2023 sebesar 15.500 ton, dan sampai Oktober 2024 sebesar 17.500 ton.

Baca Juga: Jurus Sunindo Pratama (SUNI) Usai Cetak Rekor Laba Bersih

Sebelum fokus ke pasar domestik, RTM pernah memasok produknya ke Rusia, Kanada, dan Houston Amerika Serikat. Produk buatan RTM telah mencapai Tingkat Komponen dalam Negeri (TKDN) sudah mencapai lebih dari 40%.

"Nah, untuk tahun 2024 kami berkomitmen untuk fokus supply ke pasar domestik. Jadi, kita tutup produksi untuk ekspor tahun ini," terang Barkie.

Barkei menjelaskan, pipa seamless buatan RTM dipasok untuk memenuhi kebutuhan operasional beberapa Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS), antara lain Pertamina EP, Pertamina Hulu Rokan (PHR), Medco E&P Indonesia, Petrochina serta Energi Mega Persada (EMP) yang memiliki banyak kegiatan produksi.

“Distribusi produk kami sepanjang tahun 2023, hampir 73% untuk Subholding Upstream Pertamina, overseas 10% , other 2% (KKKS lainnya), serta ke Pertamina Hulu Rokan 15%. Untuk 2024 komitmen untuk suplai pasar domestik seluruhnya,” ujar Barkei.

Untuk diketahui, RTM didirikan pada tahun 2016 dengan 100% kepemilikan modal asing, dan pada tahun 2019 SUNI mengakuisisi saham RTM sebanyak 60%.

 

Setelah listed di Bursa Efek Indonesia pada 9 Januari 2023, SUNI kembali melakukan akuisisi terhadap 39,6% saham RTM, sehingga kepemilikan RTM menjadi 100% dimiliki oleh Perusahaan Dalam Negeri dengan komposisi saham yang dimiliki sebesar 99,96% oleh SUNI dan 0,04% dimiliki oleh PT Sinarindo Prima.

Catatan Kontan, emiten migas PT Sunindo Pratama Tbk (SUNI) mencatatkan kenaikan kinerja positif pada semester pertama 2024. SUNI membukukan laba bersih sebesar Rp123,5 miliar untuk semester I-2024. Angka itu melampaui target tahunan perusahaan dengan pencapaian sebesar 11%.

Selain itu, SUNI mencatatkan pendapatan usaha sebesar Rp522,4 miliar selama enam bulan pertama tahun ini, meningkat 98,% dibandingkan semester I-2023. Pendapatan ini telah mencapai 56,% dari target pendapatan 2024.

Direktur Utama SUNI, Willy Johan Chandra, menjelaskan bahwa kenaikan pendapatan ini didorong oleh pertumbuhan volume penjualan OCTG tubing dan casing, masing-masing meningkat 66,8 persen dan 416,4 kali.

"Peningkatan pendapatan usaha tersebut seiring dengan pertumbuhan volume penjualan OCTG tubing dan casing yang masing-masing tumbuh sebesar 66,8% dan 416,4 kali,” kata Willy Johan Chandra dalam keterangan resminya, Selasa (30/7).

Selanjutnya: Kenaikan Harga Emas Semu, Ini Katalis Negatif yang Membayanginya

Menarik Dibaca: Harga Bitcoin Tembus Rekor Tertinggi Baru US$ 94.000, Masih Tangguh di Puncak?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective [Intensive Boothcamp] Financial Statement Analysis

[X]
×