Reporter: Mona Tobing | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Bulan Ramadan biasanya dianggap bulan penuh berkah bagi jagat industri. Namun bagi industri minyak sawit, Ramadan rupanya tidak mampu menaikan permintaan ekspor. Sekalipun dengan kenaikan harga crude palm oil (CPO) sejak awal tahun.
Memasuki semester pertama tahun ini, perdagangan ekspor CPO dan turunannya asal Indonesia tidak secerah perkiraan. Volume ekspor CPO dan turunannya pada sepanjang semester satu mencapai 9,8 juta ton turun 7,7% dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar 10,6 juta ton.
Fadil Hasan, Direktur Eksekutif Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit mengatakan, penurunan terjadi karena berkurangnya permintaan dari India yang mencapai 37% menjadi 2,12 juta ton sepanjang semester satu.
"Jika melihat kondisi Ramadan dan Idul Fitri di depan mata, maka kenaikan volume ekspor tidak signifikan. Masih di bawah ekspetasi," ujar Fadil semalam (21/7).
Sementara itu, ekspor CPO dan produk turunannya pada Juni naik tipis dibandingkan bulan sebelumnya. Pada Juni ekspor CPO mencapai 1,79 juta ton naik 5% dari 1,7 juta ton pada Mei.
GAPKI pun memprediksi, meski Ramadhan dan Idul Fitri tak mampu mengerek ekspor CPO namun permintaan terhadap minyak sawit dari negara berpenduduk mayoritas muslim masih tinggi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News