kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,75   -27,98   -3.02%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ramadhan dongkrak pasar kemasan


Kamis, 28 Mei 2015 / 15:03 WIB
Ramadhan dongkrak pasar kemasan
ILUSTRASI. Layar perdagangan saham di?Bursa Efek Indonesia.? KONTAN/Carolus Agus Waluyo/30/10/2023.


Reporter: Benediktus Krisna Yogatama | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Industri kemasan adalah salah satu industri yang panen di momentum Ramadhan dan Lebaran. Maklum, di hari besar umat Islam itu kebutuhan kemasan akan naik. Terutama kemasan pangan, sandang maupun kemasan produk konsumsi.

Federasi Pengemasan Indonesia (FPI) memproyeksikan, potensi kenaikan omset menjelang Ramadhan dan Lebaran bisa 10% dibandingkan bulan biasanya. Walaupun naik, potensi kenaikannya lebih rendah dari omset di waktu yang sama tahun lalu yang omsetnya bisa naik 20%-30% dari bulan-bulan biasa.

Ariana Susanti, Direktur Pengembangan Bisnis FPI bilang, salah satu jenis kemasan yang mencatat kenaikan adalah kemasan plastik. "Kenaikan permintaan kemasan terbanyak dari produk konsumsi," kata Ariana kepada KONTAN, Selasa (26/5).

Adapun waktu kenaikan omset 10% di momentum Ramadhan dan Lebaran itu akan terjadi Juni dan Juli. Fransisca Putri, Investor Relation Manager PT Indopoly Swakarsa Industry Tbk (IPOL) menyampaikan hal senada. “Mendekati Lebaran, kami proyeksikan penjualan tumbuh 10%,” kata Fransisca kepada KONTAN, Rabu (27/5).

Adapun potensi kenaikan penjualan Indopoly berasal dari pengembangan produk kemasan yang bernilai tambah. Sebab, menjelang Ramadhan tahun ini, Indopoly tak menambah produksi, karena kapasitas produksi sudah mendekati 100%.

Mengacu laporan keuangan Indopoly tahun 2014, perusahaan ini mencatat penjualan US$ 229,68 juta. Itu artinya, per bulan, Indopoly mendulang rata-rata pendapatan US$ 19,16 juta.

Produk kemasan Indopoly yang laris adalah, kemasan makanan dan minuman serta kemasan produk konsumsi yang menyumbang 45% atas pendapatan. Selanjutnya penjualan dari kemasan rokok yang menyumbang 30% dari total pendapatan. Sisanya dari penjualan kemasan spesial seperti special film dan box thermal lamination.

Berbeda dengan Antonius Muhartoyo, Direktur Utama PT Champion Pacific Indonesia Tbk (IGAR) justru berkata lain. Ia bilang, momentum Lebaran tak selalu memberi kabar baik bagi industri kemasan. "Tak tentu, kadang naik, turun atau stabil," katanya.

Ia bilang, bisnis kemasan tergantung kondisi ekonomi. Jika ekonomi membaik, pasar akan naik. Sebaliknya, saat ekonomi lesu, permintaan kemasan akan turun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×